Birds of Prey berkisah tentang Harley Quinn (Margot Robbie) pasca keluar dari penjara Gotham. Berharap bisa menghabiskan masa kebebasannya bersama dengan Joker, Quinn malah diacuhkan dan memutuskan hubungan mereka.
Tak ingin sedih berkepanjangan, Quinn berusaha move on dengan mulai bersosialisasi. Namun, ia masih menyembunyikan statusnya dari banyak orang karena menjadi pacar Joker bisa melindunginya.
Namun, Quinn merasa ia harus lepas dari bayang-bayang Joker. Ia pun mendeklarasikan status barunya dengan cara unik. Konsekuensinya, ia diburu oleh banyak orang yang ingin membalaskan dendamnya.
Kalau selama ini film keluaran DC selalu didominasi warna gelap, hal tersebut berbeda dengan Birds of Prey. Dari awal film mulai, kita akan disuguhkan beragam warna yang memanjakan mata dari berbagai aspeknya. Mulai dari kostum Harley Quinn yang unik, make up dan tata rambut, latar kamar Harley, hingga setting tempat pun selalu dibuat penuh warna.
Satu hal yang sangat Popbela suka adalah saat adegan Harley Quinn dikejar oleh Renee Montoya (Rosie Perez) di sebuah pasar. Salah satu pasar yang ada di Gotham tersebut penuh warna dengan beragam barang dagangannya. Melihatnya saja membuat penonton eyegasm.
Konsep film Birds of Prey diceritakan dari sudut pandang Harley Quinn. Penceritaannya pun seolah seperti Quinn sedang mendongeng kepada para pendengarnya. Meski alurnya maju mundur, namun kita nggak kebingungan mengikutinya karena penceritaan di setiap scene-nya sangat jelas.
Lima tokoh utama dalam film Birds of Prey, yakni Harley Quinn, Renee Montoya, Helena Bertinelli alias The Huntress (Mary Elizabeth Winstead), Dinah Lance alias Black Canary (Jurnee Smollett-Bell), dan Cassandra Cain (Ella Jay Basco) masing-masing memiliki porsi yang pas. Sehingga, dalam cerita mereka benar-benar dikisahkan secara utuh yang membuat penonton nggak bertanya-tanya.
Satu hal yang Popbela suka dari film ini adalah pesan woman empowerment di baliknya. Di mana masing-masing pemeran utama perempuan dalam film ini memperjuangkan emansipasinya agar mereka bisa hidup mandiri tanpa harus berada di bayang-bayang orang lain.
Dari film ini, Popbela belajar bahwa menjadi perempuan kuat akan ada banyak tantangan yang mendera. Dan bahkan orang terdekat pun bisa saja tak mempercayai kita dan berkhianat sehingga mengecilkan semangat yang kita punya. Namun, untuk membuktikan diri, sebagai perempuan, kita adalah sosok yang kuat lebih dari pada yang kita pikirkan.
Menyaksikan film Birds of Prey dengan banyak adegan laganya membuat kita terpukau dan ngeri sendiri jika adegannya sudah mulai agak sadis. Kita juga ikut merasa puas kalau Harley Quinn bisa mengalahkan musuhnya dengan koreografi laganya yang lincah.
Supaya pengalaman menontonmu semakin 'nyata' dan seolah masuk ke dalam film, coba yuk menyaksikannya di ScreenX CGV. ScreenX adalah platform sinematik imersif multi proyeksi pertama di dunia yang memberikan pengalaman menonton 270 derajat, dengan memperluas tayangan ke dinding samping kiri dan kanan. Hal ini memungkinkan kamu seolah menyatu dalam bagian film.
Belum lama ini Popbela merasakan sendiri bagaimana serunya menyaksikan Birds of Prey di ScreenX. Selain lebih puas menontonnya, Popbela juga merasa seolah masuk dan menjadi bagian dalam film.
Kalau kamu ingin merasakan sendiri bagaimana pengalaman berbeda menonton film menggunakan ScreenX, kamu bisa datang ke CGV Grand Indonesia, cek jadwal filmnya dan jangan sampai kehabisan ya!
Bagaimana, kamu sudah menonton filmnya belum? Jika sudah tuliskan pendapatmu di kolom komentar ya!