Setiap tanggal 21 November, dunia merayakannya sebagai Hari Televisi Sedunia. Peringatan ini dimulai pertama kali pada tahun 1996 berdasarkan hasil kesepakatan bersama dalam sidang PBB. Alasan ditetapkannya tanggal tersebut adalah karena televisi menjadi salah satu sarana penting terhadap pengambilan keputusan. Tanggal tersebut juga sebagai pengingat dampak buruk dari televisi yang bisa mengancam perdamaian dunia.
Terlepas dari kisah sejarahnya, meski kini televisi mulai tergeser dengan media digital lainnya, tetap saja televisi pernah menjadi bagian penting dari sejarah komunikasi, informasi dan hiburan di Tanah Air. Banyak judul serial televisi yang begitu melekat di masyarakat, serta mampu melahirkan idola baru di Indonesia.
Berbicara soal serial televisi, berikut tujuh serial tv pop culture yang pernah tayang di Indonesia. Kamu pernah nonton yang mana saja?
1. Tetangga Masa Gitu?
Serial televisi Tetangga Masa Gitu? tayang pada tahun 2014-2017 dengan jumlah 593 episode. Serial dengan genre sitkom ini berkisah tentang dua pasangan yang bertetangga dengan kehidupannya masing-masing. Pasangan tersebut yakni Adi (Dwi Sasono) dan Angel (Sophia Latjuba), serta Bastian (Deva Mahenra) dan Bintang (Chelsea Islan).
Dua pasang suami-istri ini terpaut usia sekitar 10 tahun dengan usia pernikahan yang kurang lebih sama rentang umurnya. Dari dua pasangan tersebut kita bisa melihat bagaimana pasangan yang masih romantis, serta pasangan dewasa dengan segala permasalahannya.
2. Stereo
Stereo bisa dibilang sebagai salah satu inovasi baru dalam serial televisi Indonesia. Saat itu, belum banyak (atau bahkan hampir tidak ada) serial televisi yang mengusung genre drama musikal. Stereo hadir di Indonesia pada tahun 2015-2016. Serial ini memiliki dua musim dengan 50 episode.
Stereo berkisah tentang grup musik bernama Stereo di kampus Royal University. Grup musik tersebut beranggotakan Dara (Tatjana Saphira), Alex (Vidi Aldiano), Juwita (Priskila Shafia), Vigo (Pradikta Wicaksono), Diva (Angel Pieters), dan Coach Aziz (Indra Aziz) sebagai pelatih. Grup Stereo terancam dibubarkan karena kekurangan dana. Para anggotanya pun berusaha mencari cara agar dana mereka tercukupi kembali dengan cara mengikuti berbagai kompetisi menyanyi.