Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

"Wijayakusuma", Debut Perdana Ardhito Pramono Pasca Rehabilitasi

Karya Ardhito yang Indonesia banget

Nabila Damaan

Sempat mengejutkan publik terkait dirinya yang tersandung kasus penyalahgunaan narkotika dan setelah selesai menjalani masa rehabilitasi, musisi jazz Tanah Air Ardhito Pramono menelurkan karya terbarunya. Tak ingin berlama-lama terpuruk, Ardhito menunjukan dirinya masih bisa terus berkarya. Tepat pada Kamis (7/07/2022) "Wijayakusuma" rilis sebagai debut perdana Ardhito pasca rehabilitasi. 

Menggandeng label rekaman Aksara Records, diproduseri oleh Gusti Irwan Wibowo dan ditulis bersama Narpati ‘Oomleo’ Awangga, lagu Ardhito yang punya nuansa berbeda dari biasanya. Apa saja fakta menarik tentang "Wijayakusuma"? Keep Scrolling, ya Bela!

Awalnya sebagai bentuk kritik penggusuran kawasan asri di Canggu, Bali

Aksara Records

Awalnya, lagu yang diciptakan Ardhito di awal tahun 2021 ini adalah bentuk menyuarakan kekecewaannya terhadap kasus penggusuran kawasan asri di Canggu, Bali. Kawasan asri tersebut digusur untuk digantikan dengan sebuah vila oleh warga negara asing. Namun, Oomleo membalas kritikan Ardhito, bahwa karya-karyanya masih jauh dari sentuhan Indonesia. 

Pertanyakan eksistensi diri

Aksara Records

Ubah haluan perspektif, lahirlah "Wijayakusuma" sebagai Ardhito yang mempertanyakan eksistensi ataupun fungsi dirinya dalam lagu yang terdiri dari dua babak tersebut.

“Banyak kecemasan gue akan, ‘guna gue apa, ya? Gue musisi, main film, penyiar juga. Terus apa?’" ungkap Ardhito dalam siaran pers peluncuran lagu "Wijayakusuma". Kecemasan akan fungsi dirinya tertuang pada lirik babak kesatu berikut ini.


Laju senja
Pasrah gelap tiba
Tertunduk, termenung
Terkulai, terlunta
Cemas akan guna

Perkawinan lirik dan musik yang kental nuansa Indonesia

Aksara Records

Mendapatkan kritik kalau karyanya yang kurang sentuhan Indonesia, Ardhito buktikan lewat lagunya saat ini. Ardhito mengeksplor komposisi Klasik & Tradisional, Jazz, Rare-Groove, dan Pop Kreatif Indonesia sendiri.

Lirik dengan padanan aksara autentik, ditembangkan seraya khas lekuk pop Indonesia tahun 50-an, berpadu dengan indahnya aransemen megah dan selaras orkestrasi maupun paduan suara, diramaikan oleh komposisi gamelan, serta tembang macapat yang disindenkan oleh Peni Candra Rini. Namun, tetap tidak menghilangkan ciri khas dari warna musik Ardhito itu sendiri.

Kalau kamu mendengarkannya, lembut banget suaranya, Bela, bikin meleleh.

Demi tuai esensi lagu, Ardhito aplikasikan metode lawas

instagram.com/ ardhitopramono

Di balik lagu yang terinspirasi dari masa keemasan pop 70-an dan 80-an  ternyata ada perjuangan Ardhito yang patut diacungi jempol. Ardhito mengaku lagu yang sekarang sudah rilis ini adalah hasil rekaman yang ke-100 sekian kalinya. Ardhito mengaplikasikan metode lawas, alias sekali rekam untuk demi menuai esensi olah vokal yang maksimal dalam situasi terbatas, selayaknya periode rekaman menggunakan pita, lho, Bela.

"Meski sudah banyak teknologi yang mendukung, metode yang gue gunakan masih bersemangat lawas. Meski sudah tersedia jasa orkestrasi yang lebih praktikal di Budapest, gue lebih memilih untuk merekamnya di Indonesia, dengan pemain-pemain dari Indonesia, dan beberapa alat rekamnya pun asli dari Indonesia."

Konsep pop Indonesiana dengan sentuhan pop 70-an dan 80-an, yang diusung Ardhito menjadi salah satu pemicu untuk Hanindito Sidharta, co-founder Aksara Records, membangkitkan kembali label rekaman tersebut, dengan alasan musik tersebut juga masih menjadi favorit di telinga anak-anak Gen Z dan Millenial.

Kamu wajib banget dengerin lagu ini di kala lelah, ataupun dalam kondisi apapun, musik dan suara Ardhito yang lembut mengalun menenangkan, ngena banget, deh, Bela. Yuk, kita dengar lagunya!

Lirik Lagu "Wijayakusuma" - Ardhito Pramono

Wijayakusuma

Laju senja
Pasrah gelap tiba
Tertunduk, termenung
Terkulai, terlunta
Cemas akan guna

Musnah asa
Hampa relung sukma
Hempasan badai
Dari seb'rang sana
Hanyutkan

'ku untuk terbiasa sama
Tiada puja
Bangga pun tak jua
Larut tenggelam kala senantiasa
Meneropong hingga
Tak berkaca
Di cermin yang ada
Enggan percaya bahwa
bayang nyata
Mustika
Karunia luhur bertakhta

Ingkar dan terlupa
Segala nuansa ragam-rupa
Saga-darma
hijau-biru terbentang rata

Citra pesona tak dianggap ada
Berpaling dari indahnya pusaka aksara
Tak tergoda gita irama

Wijayakusuma
Bersemi mekarlah
Beri kami nyawa lagi
Dwipa pertiwi nan tercinta

Sang pinuja atma, rasa, raga
Ngenggoni welas asih
Oh Maitreya, ndika kang anggayuh kawijayan
Wit buka dumugi akhir
Nuduhke kasaenan tumrap jagad

Hasrat, rasa dan cipta karsa karya memberkati
N
usantaraku Indonesia

Sira tan bisa amupus karsa
Menika sifat lan kinodrating janma

IDN Media Channels

Latest from Inspiration