Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Menemui Psikolog Itu Nggak Salah kok, Jadi Stop Memercayai 5 Mitos Ini

"Kalau nggak kritis, nggak perlu ke Psikolog"

Dina Lathifa

Kesehatan jiwa menjadi perhatian masyarakat dunia, dan mengunjungi terapis atau psikolog adalah salah satu hal yang sedang digencarkan ke seluruh kalangan agar dapat mengurangi angka kasus terkait bidang ini. Namun nampaknya, masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya menghubungi tenaga ahli ketika mengalami gejala kesehatan jiwa, seperti stres dan cemas. Ada pula yang merasa enggan atau malu karena menganggap menemui psikolog menandakan dirinya sakit, dan ia sendiri nggak merasakan hal itu.

Ada banyak hal yang menghalangi seseorang untuk menemui psikolog meski untuk sekadar membicarakan masalah kehidupan yang dapat memberik dampak buruk pada kesehatan jiwanya. Melansir dari Medium, beberapa mitos ini umumnya yang menahan seseorang untuk menghubungi psikolog dan menjalani terapi.

Mitos 1: Terapi nggak dapat menyembuhkan

unsplash.com/Kira auf der Heide

Banyak yang menganggap jika terapi hanya diperuntukkan untuk orang dengan penyakit kejiwaan yang kritis. Ada pula yang menganggap kalau terapi hanyalah sebuah hobi untuk orang-orang kaya. Faktanya, terapi ampuh mengobati masalah kesehatan jiwa yang dialami. Berbagai penelitian ilmiah menunjukkan kalau bantuan sikap dan emosional bekerja dengan baik ketimbang pengobatan medis. Terapi mengajarimu kemampuan jangka panjang untuk menghadapi masalah kesehatan jiwa yang dapat muncul kapan saja di masa depan. Namun, perlu diingat jika kamu boleh jadi mengalami sesi terapi yang kurang baik dengan psikolog. Entah karena sang tenaga ahli kurang cocok dengan dirimu, entah karena sesi itu nggak sesuai dengan keinginanmu. Tapi, itu nggak menandakan kalau semua terapi nggak bekerja untukmu.

Mitos 2: Aku bisa menyembuhkan diriku sendiri

unsplash.com/Ana Tavares

Boleh jadi kamu tahu tips dan trik yang perlu dilakukan saat sedang mengalami stres atau cemas. Namun jika mulai menyadari kalau ada pola perasaan atau pikiran yang sulit untuk diubah, atau ada masalah yang mulai memengaruhi secara negatif pada hidup, kamu benar-benar membutuhkan bantuan dari ahlinya. Psikolog akan menyarankanmu menjalani sesi terapi, metode paling efektif untuk mengatasi masalah emosi dan kebiasaan yang mengganggu kehidupanmu. Nggak hanya menyembuhkan, kamu bisa belajar dari psikolog berbagai kemampuan yang dapat berguna untuk kehidupanmu di masa depan, seperti mengelola stres, membangun sikap kepemimpinan dan sebagainya. Psikolog yang baik dapat berperan sebagai pelatih dalam hidupmu.

Mitos 3: Terapi hanya untuk orang-orang dengan masalah kesehatan yang kritis

unsplash.com/Pixabay

Terapi tentu berguna untuk situasi yang kritis, namun juga merupakan metode yang ampuh untuk menangani kondisi gejala ringan dan membangun kebiasaan kesehatan jiwa yang positif. Sama seperti menjaga kesehatan fisik, kamu dapat menyembuhkan penyakit dengan lebih cepat jika mengetahui gejalanya sedari dini dan menemui dokter untuk mendapatkan pengobatan sesegera mungkin. Intinya, terapi nggak hanya untuk mereka yang berada di kondisi kritis. Terapi untuk semua orang dalam segala kondisi.

Mitos 4: Terapi hanya membuang waktu

pexels.com/rawpixel.com

Banyak yang menganggap jika terapi itu hanya membuang waktu karena sesi dilakukan dengan membicarakan perasaan dan mengulang kenangan masa kecil. Faktanya, sesi terapi memberikan ruang aman untuk bicara sebebasnya dan mengolah emosi. Namun, psikolog yang baik nggak hanya mendengarkan, tetapi juga mencari pola pikir dan membantu memberikan solusi. Metode pengobatan ini harus diiringi dengan mempelajari kemampuan baru untuk mengelola pemikiran, perasaan, dan perilaku. Membicarakan perasaan dan kenangan hanya bagian dari prosesnya, kok, dan itu penting sekali untuk dilakukan.

Mitos 5: Sekali terapi, kamu harus melakukannya selamanya

pexels.com/rawpixel.com

Terapi yang baik memiliki batas waktu berakhirnya sesi itu. Terapi dapat bersifat sementara karena metode itu mengajarkanmu kemampuan yang dapat digunakan di masa depan. Psikolog yang baik ingin kamu menjadi lebih baik agar nggak selalu datang menjalani sesi itu. Ia pun mengajarkanmu banyak hal, yang dapat kamu terapkan pada dirimu sendiri ketika menghadapi masalah kesehatan jiwa di kemudian hari. Terapi harus memiliki target yang perlu dicapai. Ketika itu terjadi, maka sesi akan selesai.

Berhenti menganggap kalau menemui psikolog hanya untuk orang-orang yang kritis, dan menjalani terapi hanya akan berakhir sia-sia. Semua itu adalah mitos yang harus dipatahkan. Berkonsultasi dengan psikolog bukan sesuatu yang salah dan aneh, Bela. Jika merasa ada yang salah dengan kehidupanmu, sekecil apapun itu, jangan sungkan untuk menghubungi mereka. Para psikolog dengan senang hati akan membantumu.

IDN Media Channels

Latest from Inspiration