Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Mengharukan, 7 Drama Korea Ini Berani Melawan Stigma!

Mengangkat isu stigma yang dianggap tabu

Audia Natasha Putri

Stigma yang terjadi di masyarakat, biasanya memiliki pro dan kontra, apalagi jika stigma tersebut dianggap bertentangan dengan norma masyarakat.

Di Korea Selatan, kini masyarakatnya mulai menentang berbagai stigma, seperti penyakit mental, potensi yang berkaitan dengan bunuh diri, disabilitas, hingga komunitas LGBTQ+. Melalui pengaruh globalisasi dan dunian hiburan Korea, kini banyak drama Korea yang mulai mengangkat topik melawan stigma ini.

Beberapa tahun terakhir ini, ada beberapa drama Korea yang mengangkat topik sensitif ini, untuk menarik nilai moralnya. Mengutip Soompi, berikut 7 rekomendasi drama Korea yang melawan stigma. Jangan lupa membawa tisu ya, Bela, karena beberapa drama ini 'mengandung bawang' yang membuat kita menangis!

1. It’s Okay to Not Be Okay

koreandramaland.com

Moon Kang Tae (Kim Soo Hyun) adalah seorang caregiver di sebuah rumah sakit jiwa. Di sana, ia bertemu dengan Go Moon Young (Seo Ye Ji), seorang penulis buku cerita anak-anak. Lewat pertemuan itu, terdapat bibit cinta yang tumbuh antara dua insan ini. Moon Young yang jatuh cinta dengan Kang Tae pun berusaha untuk meluluhkan hatinya.

Kang Tae pun tak bisa menerima cinta Moon Young karena ingin menjaga kakaknya yang seorang pengidap autisme. Drama ini mengangkat topik kesehatan mental yang kental. Perjuangan para karakternya dalam menghadapi masalah, isu mental dan trauma yang mereka hadapi ditampilkan lewat drama ini.

Drama ini juga mengajak masyarakat memerangi segala jenis stigma tentang kesehatan mental, terutama di Korea Selatan. Lewat drama ini, mengajak kita untuk tak ragu untuk meminta bantuan profesional apabila kita memiliki masalah mental.

2. It's Okay, That's Love

SBS

Bertemakan romansa dan mental illness, It's Okay, That's Love mengisahkan Jang Jae Yeol (Jo In Sung), seorang penulis yang menderita skizofrenia. Jae Yeol yang menderita skizofrenia lalu berkonsultasi ke seorang psikiater, Ji Hae Soo yang memiliki trauma dalam menjalin hubungan.

Hubungan kedua insan ini pun perlahan berkembang menjadi cinta dan saling membutuhkan. Mereka pun perlahan membuka diri dan mulai menerima satu sama lain. Kedua insan ini pun saling membantu menyembuhkan luka batin dan penyakit mental yang mereka alami.

It's Okay, That's Love menampilkan dukungan dan keterbukaan bagi penderita mental illness serta mengurangi stigma seputar kesehatan mental di Korea. Drama ini diharapkan agar masyarakat dapat lebih memahami masalah yang dialami penderita gangguan mental dan penyakit psikis lainnya.

3. The Universe’s Star

MBC

Drama ini mengisahkan cinta romantis antara seorang penyanyi terkenal, Woo Joo (Suho EXO) dan Byul Yi, fans Woo Joo yang merupakan malaikat maut. Byul Yi tewas dalam kecelakaan mobil yang membuatnya menjadi malaikat maut. Meskipun sudah menjadi malaikat maut, Byul Yi masih mengidolakan Woo Joo.

Setelah dekat dengan Woo Joo, Byul Yi menyadari bahwa sang idola tidaklah sepopuler dahulu dan berjuang demi meraih kembali popularitasnya. Woo Joo yang terlihat bersinar di mata Byul Yi ternyata mengidap depresi yang membuatnya minum obat anti depresan.

The Universe Star mengangkat topik sisi gelap dari seorang idol di Korea Selatan. Tekanan berat yang dialami idol papan atas ini menjadi premis di drama ini. Tak hanya tabu dibicarakan di Korea, penyakit mental merupakan kenyataan yang dialami para idol. Tak jarang idol merasa rendah diri, depresi, dan cemas.

4. Our Blues

Instagram/ Tvn Drama

Our Blues merupakan drama Korea yang berlatar belakang kehidupan masyarakat dan problematika yang dihadapi setiap karakter di Pulau Jeju. Our Blues diperankan oleh aktor ternama Korea Selatan seperti Han Ji Min, Kim Woo Bin, Lee Byung Hun, Shin Min Ah, Cha Seung Won, Lee Jung Eun, Kim Hye Ja.

Drama ini juga dengan berani mengambil topik sensitif dan stigma di masyarakat, seperti disabilitas, depresi, single-parent, bahkan aborsi. Salah satu cerita menyentuh di drama ini adalah ketika seorang gadis hamil di luar nikah dan tetap mempertahankan kandungannya sampai sang buah hati lahir.

Masyarakat Korea menganggap bahwa remaja hamil di luar nikah adalah hal yang tabu. Our Blues justru mematahkan stigma tersebut bahwa remaja yang hamil di luar nikah pun berhak memiliki kesempatan kedua. Our Blues menunjukan bagaimana untuk menghadapi suatu stigma dengan bijak tanpa harus menjatuhkan mental orang tersebut.

5. Extraordinary Attorney Woo

Dok. Netflix

Cukup populer di kalangan pencinta drakor, Extraordinary Attorney Woo menarik untuk ditonton. Banyak sekali pesan moral yang dipetik dari drama ini yang dapat dijadikan teladan.

Drama ini mengisahkan Woo Young Woo (Park Eun Bin) yang merupakan pengacara jenius yang mengidap autisme. Sejak kecil, Young Woo bercita-cita menjadi pengacara dengan motivasi belajar yang kuat untuk mewujudkannya. Hal itu terbukti bahwa dirinya berhasil menjadi pengacara pengidap autisme pertama di Korea. Ia bahkan menjadi salah satu lulusan terbaik Fakultas Hukum Universitas Seoul, Universitas terbaik di Korea.

Drama ini telah memberi cahaya bagi komunitas autisme di Korea Selatan, menunjukkan kepada publik bahwa autisme tak hanya stigma belaka. Semangat dan motivasi Young Woo ditampilkan dengan indah melalui interaksi yang dia lakukan dengan orang-orang di sekitarnya. Dari drama ini kita dapat menambah wawasan dan merasakan kehidupan pengidap autisme.

6. Good Doctor

KBS

Park Si On (Joo Won) adalah seorang dokter pediatri pengidap autisme. Dengan tekad yang kuat dan kegigihannya, Si On berusaha untuk menjadi dokter pediatri terbaik. Meskipun sering diremehkan dan dianggap tidak becus oleh orang-orang sekitarnya, tak membuat Si On patah semangat dalam mengejar kariernya.

Good Doctor merupakan salah satu drama Korea yang memiliki karakter autis sebagai pemeran utama. Mirip dengan Extraordinary Attorney Woo, Park Shi On memiliki kecerdasan tinggi dan kemampuan meningat yang luar biasa. Pesona dan karakter Shi On tentunya mencuri hati penonton dalam merepresentasikan karakter penyandang autisme.

Kesuksesan drama ini tentunya mematahkan stigma mengenai autisme di masyarakat. Mengangkat stigma mental health, drama ini cocok untuk dijadikan bahan diskusi sehat.

7. Semantic Error

Hani.co.kr

Kemajuan industri hiburan Korea terhadap stigma dimulai dengan banyaknya webtoon ataupun drama Korea yang mengangkat tema LGBTQ+. Terlepas dari stigma tersebut, drama tentang LGBTQ+ perlahan-lahan mulai menunjukkan taringnya dan membuktikan kepada masyrakat bahwa cinta adalah cinta apapun bentuk orientasi seksualnya.

Salah satu drama Korea yang mengangkat LGBTQ+ adalah Semantic Error.

Drama ini mengisahkan Chu Sang-woo, mahasiswa jurusan ilmu komputer yang kaku dan kurang pandai bersosialisasi.

Di kampus, Sang-woo berkenalan dengan Jae-young (Park Seo-ham) seorang mahasiswa desain. Sifat Jae-young yang berbeda 180 derajat dengan Sang-woo ternyata menimbulkan rasa ketertarikan antara keduanya. Lamban laun, mereka mulai dekat dan menyadari akan perasaan masing-masing.

Bergenre romansa, drama ini menampilkan kisah cinta pasangan gay menjadi drama terpopuler di Netflix Korea. Perjalan cinta keduanya dibalut romantisme, komedi, dan slice of life membuat penonton seolah ikut merasakan perjalanan cinta mereka.

Stigma mengenai mental health, LGBTQ+ bahkan kehamilan di luar nikah pun masih dianggap hal tabu di masyarakat. Lewat daftar drama ini, semoga lebih membuka pikiran dan hati, untuk saling memahami serta menghargai satu sama lain.

IDN Media Channels

Latest from Inspiration