Instagram.com / plorenthina_dessy96
Uniknya, Deliana menambahkan bahwa anak-anak di sekolah tersebut makin antusias menjaga alam usai menyimak lagu karya trio Laleilmanino dan kawan-kawan.
“Dengan lagu Dengar Alam Bernyanyi ini, anak-anak semakin semangat. Mereka menanam pohon-pohon dengan bernyanyi bersama saat mengadakan penanaman pohon bersama dengan tema ‘Bernyanyi di Hutan’. Anak-anak itu bersama-sama berjalan kaki langsung ke hutan,” pungkasnya.
Upaya lain yang ditempuh murid Sekolah Adat Arus Kualan, selalu menjaga dan menekankan apapun yang sudah diturunkan oleh nenek moyang. Salah satunya, dengan tidak membawa kantong berbahan plastik saat memasuki kawasan hutan.
“Ketika kami pergi ke hutan, kami harus membawa alat bernama tombing sebagai pengganti kantong plastik. Jadi kami tidak menggunakan bahan-bahan yang terbuat dari plastik yang bisa mencemari lingkungan,” jelas Deliana.
Instagram.com / plorenthina_dessy96
Sekolah Adat Arus Kualan pun mengajarkan anak-anak untuk menggunakan sendok dari kayu, daun untuk alas makan, serta bahan-bahan lainnya yang mudah terurai.
“Selain itu kami selalu memanfaatkan hasil alam secukupnya. Tidak menggunakan semuanya. Bagi kami, hutan itu adalah rumah kami, sungai itu adalah darah kami, dan hutan itu adalah minimarket gratis kami. Jadi kalau kami tidak menjaganya, maka minimarket kami punah. Tetapi kalau kami menjaganya, jadi minimarket kami itu tersedia dengan gratis,” ujarnya.
Deliana juga mengungkapkan bahwa dukungan dana dari kampanye ini akan dimanfaatkan untuk membangun rumah di hutan. “Nanti kami akan membuat rumah kecil-kecilan untuk kegiatan menjaga alam sekitar. Kami juga akan membeli beberapa buku tentang alam. Anak-anak sekarang sedang meneliti tentang tanaman obat tradisional, kita akan bantu dengan donasi yang diberikan,” tutur Deliana.