9 Fakta Ilmiah 'Kocheng Oren', Si Kucing Oranye yang Terkenal Nakal

Kucing oranye bisa berasal dari ras yang berbeda-beda. Namun, secara keseluruhan mereka bisa dikelompokkan sebagai kucing tabby. Ini merupakan pengelompokkan yang dilakukan berdasarkan pola dan motif mantel bulu si kucing. 

Semua kucing oranye adalah kucing tabby. Namun, tidak semua kucing tabby berwarna oranye. Ada pula yang memiliki mantel abu-abu, cokelat, atau bahkan kehitaman. 

Walaupun begitu, mantel oranye banyak ditemukan di ras kucing tertentu. Contohnya Persia, Munchkin, American Bobtail, Maine Coon, Abyssinian, Egyptian Mau, Bengal, dan British Shorthair.

Coba kamu perhatikan dengan saksama! Jika dilihat-lihat, kucing oranye memiliki pola garis berbentuk huruf "M" tepat di atas matanya. Ini merupakan ciri khas dari kucing tabby. 

Dilansir Catster, keberadaan corak huruf "M" pada kucing tabby berkaitan dengan pola genetiknya. Selain itu, corak garis-garis di jidat dan tubuhnya juga membantu mereka berkamuflase di alam liar. 

Kucing tabby berwarna oranye bisa memiliki empat jenis corak. Berikut ini nama dan penjelasannya.

• Mackerel: corak garis-garis seperti harimau, lengkap dengan tanda "M" di atas mata. Corak seperti inilah yang paling sering ditemukan;
• Classic: corak memutar seperti motif pakaian tie-dye;
• Spotted: bulu kucing didominasi bintik-bintik;
• Ticked: tak ada garis ataupun bercak di tubuhnya. Corak yang terlihat tampak seperti pasir.

Ternyata kucing oranye dan manusia memiliki satu kesamaan, lho. Pigmen yang menyebabkan bulu kucing berwarna oranye ternyata sama dengan pigmen yang dimiliki oleh orang-orang berambut merah. Unsur genetik ini dinamakan pheomelanin. 

Pheomelanin memiliki range warna yang cukup banyak, mulai dari merah terang hingga krem. Pada kucing, warna tersebut tepat berada di tengah-tengah, yaitu oranye kecokelatan. 

Tahukah kamu bahwa proporsi jantan dan betina dari kucing oranye sangat tidak seimbang? Dilansir Science Focus, data menunjukkan bahwa 80 persen kucing oranye berjenis kelamin jantan, sedangkan sisanya adalah betina.

Kenapa bisa seperti ini? Ternyata hal ini berkaitan dengan DNA. Para betina memiliki dua kromosom X sedangkan jantan memiliki kromosom XY. Gen yang berfungsi untuk memberi warna oranye adalah kromosom X.

Para betina membutuhkan dua kromosom X oranye dari induknya untuk menjadi kucing oranye, sedangkan jantan hanya butuh satu. Maka dari itu, kesempatan kucing jantan untuk menjadi "si oren" lebih besar. 

Ternyata stereotip kucing oren adalah kucing yang cerewet bisa dibilang benar. Gary Weitzman, seorang dokter hewan dari San Diego Humane Society and SPCA membenarkan pernyataan ini melalui bukunya, How to Speak Cat.

Untuk kucing berwarna oranye, Gary menemukan bahwa mereka cenderung suka mengoceh, cerewet, dan tak ragu menunjukkan kasih sayang terhadap majikannya. Hal ini mereka lakukan dengan cara mengeong, mendengkur, dan lain-lain.

Sejumlah penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah pigmen atau warna bulu pada kucing berhubungan dengan sifat, perilaku, ataupun agresivitasnya. Salah satu studi dari University of California yang dipublikasikan di Journal of Applied Animal Welfare Science mencoba menjawab pertanyaan tersebut. 

Setelah melakukan survei terhadap 1.200 pemilik kucing, mereka menemukan bahwa warna bulu memang memiliki keterkaitan dengan sifat kucing. Dari temuan studi tersebut, terbukti bahwa kucing calico (tiga warna, yaitu putih, oranye, dan hitam) cenderung lebih agresif terhadap manusia.

Lalu bagaimana dengan si "kucing oren"? Ternyata hasil menunjukkan bahwa mereka cenderung lebih ramah, pemalas, tapi memang berisik. Seperti poin sebelumnya, mereka cenderung lebih cerewet dan suka mengeong dengan keras. 

Meskipun kucing adalah hewan yang individualis, kucing oranye ternyata dikenal penyayang dan suka disayang, lho. Berbeda sekali dengan stereotip yang beredar tentang mereka, ya. 

Dilansir Catster, sebagian besar pemilik jenis kucing ini mengaku bahwa hewan kesayangannya itu sangat menyukai perhatian manusia. Mereka akan mengeong, membuntuti, dan mengusap-usapkan badannya kepada majikan. 

Walaupun begitu, sifat-sifat yang melekat pada kucing oranye tidak bisa disamaratakan, ya. Sebab banyak faktor lain yang bisa memengaruhinya, seperti ras, jenis kelamin, lingkungan, manusia di sekelilingnya, dan lain-lain. 

Tak hanya menjadi bintang media sosial Indonesia, si "kocheng oren" sebenarnya sudah populer sejak dulu, lho. Kamu pasti mengenal Garfield si pelopor kucing oranye layar lebar yang pemalas itu, kan?

Lalu ada Crookshanks, kucing Hermione di film Harry Potter, ada pula Puss in Boots dari Shrek 2, dan masih banyak lainnya. Tak heran jika mereka sangat populer dan dicintai oleh banyak orang terlepas dari stereotip yang melekat padanya. 

Apakah kamu salah satu pencinta "kocheng oren"? Atau apakah kamu tertarik untuk mengadopsi mereka? Sering-sering berikan perhatian pada si kucing yang satu ini, ya. Sebab itulah salah satu hal yang membuatnya bahagia!

Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "9 Fakta Ilmiah 'Kocheng Oren', Si Kucing Oranye yang Terkenal Nakal"