Karakter kedua yang menarik hati para penggemar Marvel, khususnya kaum Hawa, adalah Captain America. Bernama asli Steven Rogers, dulunya, Rogers adalah sesosok pribadi yang lemah, kurus kering, dan memiliki rasa patriotisme tinggi untuk melindungi Amerika Serikat.
Setelah direkrut ke angkatan militer AS, Dr. Abraham Erskine kemudian menganggap Rogers sebagai pribadi yang cocok untuk disuntikkan serum Super Soldier. Hasilnya? Rogers berubah menjadi sosok atletis yang siap melindungi AS dari Hydra.
Lagi-lagi, logika tidak mendukung skenario tersebut.
Rogers, tumbuh di masa Depresi Besar, tidak ikut merasakan pubertas yang pantas. Beberapa orang merasakan sakit dan nyeri pada sekujur badannya saat tubuh mereka berkembang menjadi semakin tinggi dan besar saat pubertas.
Namun, saat disuntikkan serum tersebut, efeknya pada tubuh Rogers terasa seperti efek pubertas yang tiba-tiba datang, dan *whoosh* ia langsung menjadi tinggi dan berotot.
Meskipun terlihat praktis, bisakah kamu bayangkan sakit dan syok yang dialami tubuh Rogers? Secara biologis, tubuh manusia perlu waktu untuk tumbuh secara perlahan-lahan.
Beda halnya dengan Steve Rogers. Tubuhnya langsung meninggi dan ototnya langsung kekar dalam hitungan detik. Kemungkinan besar, otot, tendon, kulit, serta tulangnya tidak dapat mengikuti efek pubertas dadakan tersebut dan malah robek serta luluh lantak.
Bukan seorang prajurit super, kematian yang menyakitkanlah hasil akhirnya.
Benar-benar berbahaya ya, Bela kalau semua skenario sains yang ada di film Marvel terjadi di dunia nyata?
Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "5 Skenario Lahirnya Superhero Marvel yang Membahayakan Secara Sains"