commons.wikimedia.org/LBPics
Munculnya komedo di hidung bukan sekadar karena kurang membersihkan wajah. Ada berbagai faktor yang saling berkaitan, mulai dari kondisi kulit hingga kebiasaan sehari-hari.
1. Penumpukan minyak
Hidung termasuk area T-zone yang memiliki kelenjar minyak paling aktif. Produksi sebum berlebih bisa menyumbat pori-pori, terutama jika bercampur dengan kotoran. Kondisi ini diperparah jika kamu jarang membersihkan wajah setelah beraktivitas, atau sering terpapar polusi dan debu.
Selain faktor genetik, cuaca panas dan penggunaan pelembap yang terlalu berminyak juga bisa memicu produksi minyak berlebih di area hidung.
2. Penumpukan bakteri
Bakteri Cutibacterium acnes secara alami hidup di kulit manusia. Namun, ketika jumlahnya berlebihan akibat pori-pori tersumbat, bakteri ini dapat memicu peradangan dan memperparah kondisi komedo.
Kebiasaan menyentuh atau memencet hidung dengan tangan yang kotor juga bisa memindahkan bakteri dari luar ke kulit, sehingga risiko infeksi semakin tinggi.
3. Sel kulit mati
Kulit manusia secara alami melakukan regenerasi, tetapi jika sel kulit mati tidak terangkat sempurna, mereka bisa menumpuk di permukaan kulit dan menyumbat pori-pori.
Tanpa eksfoliasi rutin, tumpukan sel kulit mati akan bercampur dengan minyak dan kotoran, membentuk komedo di hidung. Itulah mengapa exfoliating menjadi langkah penting dalam perawatan wajah.
4. Penggunaan skincare yang tidak sesuai jenis kulit
Produk perawatan wajah yang terlalu berminyak atau mengandung bahan komedogenik (pemicu komedo) bisa memperparah kondisi kulit. Misalnya, menggunakan pelembap berat untuk kulit berminyak atau sunscreen berbahan minyak mineral tebal.
Oleh karena itu, penting untuk memilih produk sesuai tipe kulit, memperhatikan label non-comedogenic, dan tidak asal mencoba tren skincare.