Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
ilustrasi jerawat pada wajah (pexels.com/Anna Nekrashevich)
ilustrasi jerawat pada wajah (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Intinya sih...

  • Jerawat muncul saat stres karena peningkatan hormon kortisol yang merangsang produksi minyak berlebih di kulit, menyumbat pori-pori, dan memicu peradangan.

  • Penyebab munculnya jerawat meliputi produksi minyak berlebih, perubahan hormon, bakteri di kulit, serta penggunaan skincare dan makeup yang tidak cocok.

  • Tips untuk meminimalisir munculnya jerawat saat stres antara lain jaga keseimbangan emosi dan mental, tidur cukup, pilih skincare yang sesuai, konsumsi makanan seimbang, dan batasi menyentuh wajah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sering muncul jerawat saat sedang banyak pikiran? Bisa jadi itu bukan kebetulan. Stres memang sering dikaitkan dengan banyak gangguan fisik, salah satunya masalah kulit. Namun, benarkah stres bisa langsung memicu jerawat? Atau hanya mitos yang berkembang karena kebetulan waktu saja?

Artikel ini akan membahas secara mendalam hubungan antara stres dan jerawat. Mulai dari penyebab umumnya, peran hormon, hingga bagaimana mengelola stres agar kulit tetap sehat. Yuk, cari tahu faktanya!

Muncul Jerawat karena Stres: Mitos atau Fakta?

Ya. Bukan hanya spekulasi, jerawat yang muncul saat stres ternyata punya dasar ilmiah. Nah, saat tubuh berada di bawah tekanan emosional, sistem endokrin akan melepaskan hormon stres seperti kortisol. Hormon ini memicu aktivitas berlebih pada kelenjar minyak di kulit terutama di wajah, sehingga produksi sebum meningkat secara signifikan.

Menurut Dr. Joshua Zeichner, direktur riset kosmetik dan klinis di Mount Sinai Hospital, stres bisa menyebabkan lonjakan kortisol yang memicu kelenjar minyak bekerja lebih aktif. Hal ini membuat pori-pori lebih mudah tersumbat dan meningkatkan peradangan di kulit yang mana merupakan faktor utama pemicu jerawat. Pernyataan ini diperkuat oleh temuan klinis bahwa stres tak hanya memperburuk kondisi kulit, tapi juga memperlambat proses penyembuhannya.

Senada dengan itu, ulasan dari tim dermatologi University of Utah juga menyebut bahwa kulit manusia memiliki reseptor untuk hormon stres. Ketika hormon kortisol meningkat, ia tak hanya merangsang produksi minyak berlebih, tapi juga meningkatkan respons inflamasi di kulit. Inilah mengapa stres emosional bisa membuat jerawat lebih meradang dan sulit reda.

Namun, penting untuk dicatat bahwa stres bukan satu-satunya penyebab jerawat. Faktor seperti ketidakseimbangan hormon lain, pola makan tinggi gula, kebiasaan menyentuh wajah, kebersihan kulit, hingga ketidaksesuaian produk skincare juga sangat berpengaruh terhadap kondisi kulit.

Penyebab Munculnya Jerawat

Jerawat bisa muncul karena berbagai faktor, dan stres hanyalah salah satunya. Untuk memahami cara mengatasinya, kamu perlu tahu dulu akar masalahnya.

1. Produksi Minyak Berlebih: Pemicu Pori Tersumbat

Kulit yang memproduksi sebum secara berlebihan rentan mengalami penyumbatan pori. Ketika minyak bercampur dengan sel kulit mati, debu, dan polusi, pori-pori bisa tertutup dan membentuk komedo atau jerawat meradang.

2. Perubahan Hormon: Siklus Menstruasi hingga Stres

Hormon androgen dapat memicu peningkatan produksi minyak. Perubahan kadar hormon biasanya terjadi saat pubertas, menjelang menstruasi, kehamilan, atau saat stres tinggi.

3. Bakteri di Kulit: Propionibacterium Acnes

Bakteri ini secara alami hidup di kulit, tapi bisa berkembang pesat dalam lingkungan yang lembap dan berminyak. Ketika pori tersumbat, bakteri ini menyebabkan peradangan dan membuat jerawat makin parah.

4. Skincare dan Makeup yang Tidak Cocok

Produk yang terlalu berat atau mengandung bahan komedogenik bisa memperburuk kondisi kulit. Apalagi jika tidak dibersihkan dengan maksimal, residu produk bisa menyumbat pori-pori.

Apakah Jerawat dan Stres Berhubungan?

Ya, stres dan jerawat ada hubungannya. Sejumlah penelitian dan pendapat ahli mendukung bahwa stres emosional dapat memperparah kondisi kulit.

Menurut American Academy of Dermatology (AAD), stres dapat memperburuk masalah kulit yang sudah ada, termasuk jerawat. Saat stres, tubuh mengaktifkan respons "fight or flight" dan melepaskan hormon kortisol.

Dr. Whitney Bowe, dermatolog asal New York, menjelaskan bahwa stres kronis bisa memicu produksi hormon kortisol yang mendorong kelenjar minyak bekerja lebih aktif, menyumbat pori, dan memperburuk peradangan kulit. Ia menyebut bahwa kulit akan menjadi lebih reaktif saat stres, sehingga jerawat lebih mudah muncul dan bertahan lama

Stres juga bisa memengaruhi pola tidur, kebiasaan makan, dan konsistensi skincare. Nah, faktor-faktor tersebutlah yang turut memperburuk kondisi jerawat.

Tips Meminimalisir Munculnya Jerawat Stres

Stres mungkin tidak bisa dihindari sepenuhnya, tapi kamu bisa mengelolanya agar tidak berdampak buruk pada kulit. Berikut beberapa cara yang bisa kamu terapkan.

1.Jaga Keseimbangan Emosi dan Mental

Kesehatan kulit berkaitan erat dengan kondisi mental. Coba luangkan waktu untuk aktivitas yang menenangkan seperti meditasi, journaling, atau sekadar jalan santai.

Mengelola stres secara sadar akan membantu mengurangi lonjakan hormon kortisol, sehingga produksi minyak di kulit lebih stabil.

2. Tidur Cukup untuk Regenerasi Kulit

Kurang tidur adalah salah satu pemicu utama stres dan jerawat. Saat kamu tidur, tubuh memperbaiki jaringan kulit dan menyeimbangkan kadar hormon.

Cobalah tidur minimal 7–8 jam setiap malam. Hindari paparan cahaya biru dari layar gadget satu jam sebelum tidur agar kualitas tidur membaik.

3. Pilih Skincare yang Sesuai dan Ringan

Gunakan produk dengan label non-comedogenic agar tidak menyumbat pori. Pilih bahan aktif seperti salicylic acid, niacinamide, atau zinc yang membantu menenangkan peradangan dan mengontrol minyak.

Hindari over-cleansing karena bisa membuat kulit kering dan justru memperparah produksi minyak sebagai respons kompensasi.

4. Konsumsi Makanan Seimbang

Stres kadang bikin kamu craving makanan manis atau berminyak. Namun, hati-hati, pola makan tinggi gula dan karbohidrat olahan bisa memperburuk jerawat.

Fokus pada makanan yang kaya antioksidan, serat, dan omega-3 seperti sayuran hijau, buah beri, dan ikan. Jangan lupa minum air putih cukup agar kulit tetap terhidrasi.

5. Batasi Menyentuh Wajah Saat Stres

Kebiasaan menyentuh atau memencet wajah saat stres bisa memperparah infeksi jerawat. Tangan yang kotor akan memindahkan bakteri ke wajah, apalagi jika kulit sedang sensitif.

Usahakan mencuci tangan secara teratur dan hindari menyentuh wajah kecuali saat mencuci atau mengaplikasikan skincare.

Stres bukan sekadar kondisi mental, tapi juga berdampak langsung pada kesehatan kulit. Jerawat yang muncul saat stres bukan mitos, melainkan reaksi biologis dari tubuh terhadap tekanan emosional.

Meski begitu, jerawat karena stres bisa dikelola. Dengan memahami pemicunya dan menerapkan gaya hidup serta skincare yang tepat, kamu bisa meminimalkan risiko breakout yang tidak diinginkan.

Ingat, merawat kulit bukan cuma soal produk, tapi juga soal menjaga keseimbangan hidup secara menyeluruh.

FAQ Seputar Jerawat karena Stres

Jerawat stres seperti apa?

Jerawat karena stres biasanya muncul di area wajah yang mudah berminyak seperti dahi, hidung, dan dagu. Ciri khasnya adalah bentuknya yang meradang, muncul tiba-tiba, dan kadang terasa nyeri atau gatal.

Bisakah stres menyebabkan wajah berjerawat?

Ya. Stres meningkatkan hormon kortisol dalam tubuh, yang memicu produksi minyak berlebih dan memperburuk peradangan di kulit. Hal ini bisa menyebabkan pori-pori tersumbat dan akhirnya menimbulkan jerawat.

Bagaimana mengetahui apakah jerawat disebabkan oleh stres?

Jika jerawat muncul saat kamu sedang mengalami tekanan emosional, jadwal padat, atau kurang tidur, kemungkinan besar stres adalah salah satu pemicunya. Perhatikan juga kebiasaan seperti sering menyentuh wajah atau tidak konsisten dengan rutinitas skincare.

Artikel ini ditulis dengan dukungan AI berdasarkan referensi ilmiah dan editorial terpercaya. Untuk kondisi kulit tertentu, sebaiknya konsultasikan langsung ke dokter kulit.

Editorial Team