Setelah dikembalikan, timbul pertanyaan, apakah empties tersebut hanya menjadi onggokan sampah di kantor Avoskin? Jawabannya, tentu tidak. Sebab, berkat bantuan para partner tersebut, sampah-sampah yang telah terkumpul akan dipisahkan sesuai dengan jenisnya dan diolah kembali.
Misalnya saja sampah botol kaca. Pada awal tahun 2017, Avoskin banyak menggunakan material kaca untuk kemasan produknya. Alasannya, mereka ingin membuat refil station skincare hanya dengan membawa botol kosong tersebut.
"Tapi, saat ini, untuk membuat refil station bisa berdampak pada komposisi skincare karena bisa mempermudah oksidasi. Jadi belum bisa kita terapkan," kata Erny.
Lalu, bagaimana solusinya supaya bungkus kosong ini tidak berakhir di pembuangan sampah?
"Oleh bank sampah, mereka akan memilah. Dan bungkus dari kaca ini akan dihancurkan untuk dibuat produk baru. Misalnya, tempat tisu, piring atau gelas. Dari situ misi lainnya adalah menyangkut social empowerment. Jadi, dengan kita berkolaborasi bersama bank sampah, kita sudah menciptakan sircular economy karena mereka juga hidup dari sampah-sampah yang kita kumpulkan untuk mereka," jelas Erny lagi.
Wah, ternyata dari sampah skincare yang kita kumpulkan saja, kita bukan hanya membantu menjaga lingkungan agar tetap lestari, tapi juga membantu ekonomi mereka yang terlibat dalam proses pengolahannya. Salut, deh, sama Avoskin yang sudah memulai kampanye ini.