Cara menghilangkan milia sering dicari karena banyak orang bingung membedakannya dengan whiteheads. Kamu mungkin merasa terganggu dengan bintik putih kecil yang muncul tiba-tiba di wajah, meski sebenarnya kondisi ini tidak berbahaya. Artikel ini membahas penyebab, jenis, dan cara menghilangkan milia dengan aman berdasarkan sumber medis tepercaya.
8 Cara Menghilangkan Milia dengan Tepat dan Efektif Menurut Medis

Intinya sih...
Milia adalah kista kecil berwarna putih di bawah kulit, sering muncul di wajah dan umumnya tidak berbahaya.
Jenis milia ada neonatal, primary, secondary, juvenile, en plaque, dan multiple eruptive dengan karakteristik unik.
Cara menghilangkan milia antara lain eksfoliasi, manual extraction, topikal retinoid, antibiotik tertentu, curettage, cryotherapy, laser ablation, dan chemical peel.
Apa itu milia?
Milia adalah kista kecil berwarna putih yang terbentuk di bawah permukaan kulit akibat sel-sel kulit mati yang terperangkap. Kondisi ini sering muncul di wajah, terutama di area mata, pipi, atau hidung. Kadeang kala orang mengira bahwa mili sama seperti komedo putih. Mengutip dari Cleveland Clinic, milia tidak termasuk jenis jerawat dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Milia bisa muncul secara tunggal atau dalam kelompok, tetapi hampir semuanya bersifat jinak. Kondisi ini juga umum terjadi pada bayi baru lahir, meski bisa dialami semua usia. Biasanya milia akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Jenis-jenis milia
Kamu mungkin bertanya-tanya kenapa milia bisa muncul dalam bentuk dan situasi yang berbeda pada setiap orang. Kondisi ini ternyata memiliki beberapa kategori yang dibedakan dari penyebab, usia, hingga area kemunculannya. Mengutip dari Cleveland Clinic, tiap jenis milia memiliki karakteristik yang unik sehingga penanganannya pun tidak selalu sama.
1. Neonatal milia
Neonatal milia adalah jenis yang paling sering muncul pada bayi baru lahir. Bintik putih kecil ini biasanya muncul di sekitar hidung dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Kondisi ini tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan apa pun.
2. Primary milia
Primary milia dapat muncul pada anak-anak hingga orang dewasa. Biasanya terlihat di area kelopak mata, dahi, atau pipi dengan bentuk kista kecil berwarna putih. Jenis ini terbentuk ketika sel-sel kulit mati terperangkap di bawah permukaan kulit.
3. Secondary milia
Secondary milia muncul sebagai respons kulit setelah mengalami kerusakan. Mengutip dari Cleveland Clinic, penyebabnya bisa berupa luka bakar, ruam, atau iritasi akibat paparan sinar matahari. Produk kulit yang terlalu berat juga bisa memicu jenis ini.
4. Juvenile milia
Juvenile milia berkaitan dengan kondisi genetik tertentu, sehingga bisa muncul sejak kecil atau saat dewasa. Kista kecil ini termasuk jenis yang jarang tetapi tetap jinak. Meski tidak berbahaya, beberapa orang memilih menghilangkannya secara kosmetik.
5. Milia en plaque
Milia en plaque adalah jenis milia langka yang biasanya terjadi pada perempuan usia 40 hingga 60 tahun. Kumpulannya membentuk area yang sedikit menonjol, terutama di belakang telinga, kelopak mata, atau rahang. Mengutip dari Cleveland Clinic, kondisi ini sering memerlukan penanganan dermatolog.
6. Multiple eruptive milia
Kondisi ini juga cukup langka, di mana milia muncul berkelompok dalam jumlah banyak dalam hitungan minggu atau bulan. Bintik-bintik kecil sering terlihat di wajah, lengan atas, atau perut bagian atas. Beberapa kasus bisa menimbulkan rasa gatal sehingga memerlukan evaluasi medis.
Penyebab munculnya milia
Milia terbentuk ketika sel kulit mati terperangkap di bawah lapisan kulit baru. Tubuh seharusnya melepaskan sel-sel kulit mati secara alami, tetapi terkadang sel tersebut justru terjebak dan mengeras menjadi kista. Mengutip dari Cleveland Clinic, kondisi ini tidak menular dan tidak berkaitan dengan kebersihan kulit yang buruk.
Faktor lain yang bisa memicu milia adalah paparan sinar matahari berlebih, penggunaan krim berat, dan pemakaian steroid jangka panjang. Cedera pada kulit juga dapat memicu jenis secondary milia. Pada beberapa kasus, milia muncul sebagai bagian dari reaksi autoimun atau kondisi genetik.
Cara menghilangkan milia
Berikut ini cara menghilangkan milia yang cukup efektif. Simak penjelasannya di bawah, ya!
1. Eksfoliasi
Eksfoliasi menjadi salah satu cara menghilangkan milia yang paling mudah dan aman dilakukan di rumah. Kamu bisa menggunakan produk dengan kandungan salicylic acid, glycolic acid, atau adapalene untuk membantu mengangkat sel kulit mati. Mengutip dari Verywell Health, penggunaan rutin membantu mencegah sel kulit mati terperangkap di bawah kulit.
Eksfoliasi bekerja secara bertahap sehingga hasilnya tidak instan. Kamu perlu memakai produk secara konsisten agar tekstur kulit tetap bersih. Hindari menggosok kulit terlalu keras agar tidak menyebabkan iritasi.
2. Manual extraction
Jika milia tak kunjung hilang meski sudah dirawat dengan produk eksfoliasi, kamu bisa berkonsultasi dengan dermatolog. Prosedur manual extraction dilakukan dengan membuat lubang kecil di kulit untuk mengeluarkan isi milia secara aman. Mengutip dari Verywell Health, metode ini memberikan hasil langsung tanpa rasa sakit berlebih.
Prosedur ini hanya boleh dilakukan oleh tenaga profesional karena risiko infeksi cukup besar bila dilakukan sendiri. Area sekitar mata sangat sensitif sehingga tidak boleh diekstraksi tanpa pengawasan medis. Dengan bantuan ahli, milia dapat dihilangkan tanpa meninggalkan bekas luka.
3. Topikal retinoid
Topikal retinoid menjadi pilihan selanjutnya jika milia cukup membandel. Kandungan ini membantu regenerasi kulit lebih cepat sehingga sel kulit mati tidak terperangkap. Mengutip dari Verywell Health, retinoid juga bekerja mengangkat keratin yang menjadi dasar terbentuknya milia.
Biasanya dermatolog akan meresepkan tretinoin untuk membantu proses eksfoliasi lebih efektif. Penggunaannya harus diperhatikan karena dapat menyebabkan kulit kering atau mengelupas. Kamu bisa mengombinasikan retinoid dengan pelembap untuk menjaga kenyamanan kulit.
4. Antibiotik tertentu
Antibiotik seperti minocycline kadang digunakan untuk mengatasi milia en plaque yang bersifat lebih kompleks. Mengutip dari Verywell Health, kondisi ini menyebabkan milia muncul berkelompok membentuk plak yang cukup sulit diatasi dengan perawatan biasa. Antibiotik bekerja mengontrol respons inflamasi pada kulit.
Penggunaan antibiotik hanya direkomendasikan bila milia termasuk kasus langka dan persisten. Kamu perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai obat ini. Dengan pemantauan yang tepat, hasilnya bisa terlihat lebih cepat.
5. Curettage
Curettage adalah prosedur medis yang menggunakan aliran listrik untuk mengikis area yang bermasalah. Mengutip dari Verywell Health, teknik ini lebih sering dipakai untuk lesi kulit tertentu tetapi dapat digunakan untuk milia yang membandel. Prosedur dilakukan setelah kulit dibuat mati rasa.
Hasilnya cukup efektif tetapi bisa meninggalkan bercak putih bekas tindakan. Kamu harus menjaga area tersebut tetap bersih selama proses pemulihan. Tindakan ini hanya dilakukan untuk milia yang sangat sulit hilang.
6. Cryotherapy
Cryotherapy bekerja dengan membekukan milia menggunakan nitrogen cair. Proses ini membantu mengangkat sel kulit mati yang terperangkap tanpa merusak jaringan di sekitarnya. Mengutip dari Verywell Health, metode ini cukup umum dilakukan oleh dermatolog.
Kamu mungkin merasakan sensasi dingin tajam selama prosedur berlangsung. Setelah itu, kulit akan sembuh dalam beberapa hari. Perawatan ini cocok untuk milia yang muncul di area terbuka seperti wajah dan leher.
7. Laser ablation
Laser ablation atau laser resurfacing membantu menghilangkan milia dengan menargetkan lapisan kulit terluar. Teknologi laser membuat proses lebih presisi tanpa merusak kulit sehat di sekitarnya. Mengutip dari Verywell Health, metode ini tidak menyebabkan perubahan warna kulit setelah tindakan.
Teknik ini efektif untuk milia yang berulang atau muncul dalam jumlah banyak. Proses pemulihannya juga relatif cepat. Kamu bisa mendapat hasil kulit yang lebih halus setelah beberapa sesi.
8. Chemical peel
Chemical peel bekerja dengan mengangkat lapisan kulit terluar menggunakan larutan kimia tertentu. Mengutip dari Verywell Health, peeling ringan yang mengandung glycolic acid atau salicylic acid bisa membantu menghilangkan milia. Kandungan ini sama dengan bahan dalam produk eksfoliasi tetapi bekerja lebih intens.
Namun peeling tingkat menengah hingga dalam justru bisa memicu munculnya milia. Karena itu kamu perlu memilih jenis peeling yang tepat sesuai kondisi kulit. Konsultasi dengan dermatolog akan memastikan tindakan dilakukan secara aman.
Cara mencegah milia
Kamu bisa mencegah milia dengan kebiasaan perawatan kulit yang tepat dan konsisten. Meski tidak semua jenis milia bisa dicegah, beberapa langkah sederhana dapat mengurangi risikonya muncul. Mengutip dari Cleveland Clinic, gaya hidup dan pemilihan produk wajah berpengaruh besar terhadap kondisi kulitmu.
1. Menjaga kebersihan dan eksfoliasi rutin
Menjaga kebersihan wajah membantu mencegah sel kulit mati menumpuk dan terperangkap di bawah kulit. Kamu bisa melakukan eksfoliasi ringan secara teratur untuk menjaga regenerasi kulit tetap optimal. Cara ini membuat kulit terasa lebih halus dan mengurangi peluang munculnya bintik putih.
2. Melindungi kulit dari sinar matahari
Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat memicu secondary milia. Memakai sunscreen setiap hari membantu menjaga kulit tetap sehat dan stabil. Perlindungan ini juga membuat tekstur kulit lebih lembut dan tidak mudah iritasi.
3. Menghindari krim berat dan steroid jangka panjang
Krim dengan tekstur terlalu berat dapat menyumbat pori sehingga meningkatkan risiko terbentuknya milia. Mengutip dari Cleveland Clinic, penggunaan steroid dalam jangka panjang juga bisa memicu kondisi serupa. Memilih produk sesuai jenis kulit akan membuat proses regenerasi berjalan lebih baik.
Penutup
Sekarang kamu jadi tau cara menghilangkan milia bisa dilakukan mulai dari eksfoliasi ringan hingga prosedur dermatologi seperti laser atau cryotherapy. Kamu hanya perlu menyesuaikan metode dengan kondisi kulit agar hasilnya tetap aman dan efektif. Mengutip dari Cleveland Clinic dan Verywell Health, milia sebenarnya tidak berbahaya tetapi bisa diatasi bila kamu merasa terganggu dengan tampilannya.
FAQ Seputar cara menghilangkan milia
Milia bisa hilang pakai apa? | Milia bisa hilang dengan eksfoliasi menggunakan salicylic acid, glycolic acid, atau adapalene. Kamu juga bisa berkonsultasi pada dermatolog untuk perawatan seperti manual extraction, laser, atau cryotherapy. Mengutip dari Verywell Health, milia memang membutuhkan waktu dan konsistensi agar benar-benar hilang. |
Milia disebabkan karena apa? | Milia disebabkan oleh sel kulit mati yang terperangkap di bawah permukaan kulit. Kondisi ini bisa terjadi karena paparan sinar matahari, produk yang terlalu berat, atau kerusakan kulit tertentu. Mengutip dari Cleveland Clinic, milia bukan jerawat dan tidak berkaitan dengan kebersihan kulit yang buruk. |
Apakah milia boleh ditusuk jarum? | Milia tidak boleh ditusuk jarum sendiri karena bisa menyebabkan infeksi dan bekas luka. Proses ini hanya aman jika dilakukan oleh dermatolog atau tenaga profesional. Mengutip dari Verywell Health, manual extraction harus dilakukan dengan alat steril dan teknik yang tepat. |
Berapa lama milia akan hilang? | Milia biasanya hilang dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung jenis dan kondisi kulit. Pada bayi, milia umumnya menghilang dengan sendirinya tanpa perawatan. Mengutip dari Cleveland Clinic, beberapa jenis milia yang langka bisa bertahan lebih lama dan memerlukan bantuan medis. |
Apakah milia bisa dicegah? | Milia jenis tertentu bisa dicegah dengan menjaga kebersihan kulit, rutin eksfoliasi, dan memakai sunscreen setiap hari. Menghindari krim yang terlalu berat dan steroid jangka panjang juga membantu mengurangi risikonya. Mengutip dari Cleveland Clinic, perawatan sederhana dan konsisten sudah cukup untuk menjaga kulit tetap bersih dan halus. |
Artikel ini dihasilkan dengan bantuan AI dan telah diedit untuk menjamin kualitas serta ketepatan informasi