Aroma musk yang kita kenal sekarang umumnya berasal dari bahan sintetis. Padahal, pada awalnya musk berasal dari sumber alami yang cukup langka. Mengetahui perbedaan antara musk alami dan sintetis bisa membantumu memahami kenapa parfum dengan aroma musk sangat beragam.
1. Musk alami
Musk alami awalnya diekstrak dari kelenjar rusa jantan bernama musk deer. Aroma yang dihasilkan sangat khas: hangat, sensual, dan tahan lama. Namun, karena melibatkan perburuan hewan, bahan ini kini dianggap tidak etis dan dilarang di banyak negara.
Selain langka, harga musk alami juga sangat mahal. Hal ini membuat parfum dengan komposisi alami menjadi eksklusif dan hanya dipakai pada produk niche dengan harga premium. Meski begitu, keberadaannya kini nyaris punah di industri parfum modern.
2. Musk sintetis
Sebagai gantinya, ilmuwan menciptakan musk sintetis yang meniru aroma aslinya. Bahan ini lebih ramah lingkungan, etis, dan terjangkau. Hasilnya juga bervariasi, mulai dari white musk yang lembut hingga dark musk yang lebih dalam.
Keunggulan musk sintetis adalah konsistensinya. Berbeda dengan bahan alami yang bisa berubah-ubah kualitasnya, versi sintetis selalu stabil. nah, inilah yang membuat parfum aroma musk modern lebih mudah diproduksi dalam skala besar.
3. Perbandingan efek dan daya tahan
Secara umum, musk alami dikenal lebih kompleks dan mendalam dibandingkan sintetis. Namun, musk sintetis tetap mampu menghadirkan sensasi sensual, lembut, dan tahan lama di kulit. Perkembangan teknologi juga membuat aroma sintetis semakin mirip dengan versi alaminya.
Bagi kebanyakan orang, perbedaan keduanya tidak terlalu terasa saat dipakai sehari-hari. Karena alasan etika dan ketersediaan, hampir semua parfum sekarang menggunakan musk sintetis sebagai pilihan utama.