Banyak orang menghindari paraben karena ada penelitian yang menyebut bahwa golongan ini termasuk dalam kategori endocrine disruptor, yaitu zat yang bisa meniru atau mengganggu fungsi hormon—terutama hormon estrogen. Dr. Nneka Leiba, wakil direktur riset dari Environmental Working Group, menyampaikan bahwa beberapa jenis paraben berpotensi meniru estrogen dan “bisa mengganggu pertumbuhan, perkembangan, hingga reproduksi tubuh” secara tidak langsung.
Selain itu, beberapa studi laboratorium menunjukkan keberadaan paraben dalam jaringan tumor payudara. Sebuah tinjauan ilmiah menyebut bahwa parabens ditemukan dalam cairan dan jaringan payudara, serta bisa mengganggu hormon estrogen pada hewan uji, meskipun bukti langsung hubungan penyebab belum ada. Penelitian lain dari Endocrine Society juga menguatkan kekhawatiran ini, terutama pada sel kanker payudara di garis keturunan Afrika Barat, yang menunjukkan respons lebih sensitif terhadap paparan paraben.
Tak kalah penting, isu lingkungan turut memperburuk reputasi paraben. Peneliti dari American Chemical Society menemukan bahwa parabens terdeteksi pada jaringan mamalia laut, seperti lumba-lumba, berang-berang laut, dan beruang kutub, yang mengindikasikan akumulasi di lingkungan air dan potensi dampaknya bagi ekosistem .
Paraben adalah pengawet yang banyak digunakan dalam kosmetik dan skincare untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Meski efektif, perdebatan soal apakah paraben berbahaya membuat banyak orang memilih produk berlabel paraben-free.
Sekarang kamu sudah tahu apa itu paraben, fungsi, jenis, hingga alasannya sering dihindari. Dengan informasi ini, kamu jadi tau dan bisa lebih bijak memilih produk perawatan kulit yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensimu, tanpa khawatir akan keamanan jangka panjangnya.
Apakah paraben itu berbahaya? | Paraben aman digunakan dalam batas yang ditetapkan BPOM dan FDA. Namun, sebagian orang memilih menghindarinya karena isu gangguan hormon dan alergi. |
Kenapa kulit tetap kering meski sudah pakai pelembap? | Bisa jadi karena pelembap tidak cocok dengan jenis kulit, atau kandungan humektan dan emoliennya kurang. |
Apakah cuaca memengaruhi kelembapan kulit? | Ya, cuaca dingin atau kelembapan rendah dapat membuat kulit cepat kehilangan air. |
Apakah minum air putih cukup untuk mengatasi kulit kering? | Tidak selalu. Air membantu hidrasi dari dalam, tapi perawatan luar tetap diperlukan. |
Apakah sabun tertentu bisa bikin kulit kering? | Bisa. Sabun dengan pH tinggi atau kandungan deterjen kuat dapat mengikis minyak alami kulit. |
Artikel ini ditulis dengan dukungan AI berdasarkan referensi ilmiah dan editorial terpercaya. Untuk kondisi kulit tertentu, sebaiknya konsultasikan langsung ke dokter kulit.