Terakhir adalah the warrior diet yang paling ekstrem. Metode ini membuat seseorang makan dengan jumlah yang sangat sedikit. Mereka yang melakukan the warrior diet biasanya mengonsumsi beberapa porsi buah dan sayuran mentah selama puasa 20 jam.
Kemudian, mereka akan makan besar satu kali pada malam hari, dan biasanya dalam jendela waktu 4 jam saja. Mereka yang mendukung diet ini mengklaim bahwa manusia merupakan pemakan nokturnal alami. Menurutnya, makan malam hari bisa memungkinkan tubuh mendapat nutrisi yang sesuai dengan ritme sirkadian.
Namun, the warrior diet ini cukup menantang jika dilakukan pada jangka panjang dan berisiko kekurangan nutrisi.
Jadwal intermittent fasting di atas bisa kamu pilih sesuai gaya hidup dan kemampuanmu jika ingin menjaga berat badan menjadi lebih ideal. Namun, jangan lupa jaga asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh dan konsultasi dengan ahli gizi, ya!
Referensi:
Collier, Roger. “Intermittent fasting: the science of going without.” CMAJ. Canadian Medical Association Journal 185, no. 9 (8 April 2013): E363–64.
Hatori, Megumi, Christopher Vollmers, dkk. “Time-Restricted Feeding without Reducing Caloric Intake Prevents Metabolic Diseases in Mice Fed a High-Fat Diet.” Cell Metabolism 15, no. 6 (1 Juni 2012): 848–60.
Harvie, M N, M Pegington, M P Mattson, dkk. “The effects of intermittent or continuous energy restriction on weight loss and metabolic disease risk markers: a randomized trial in young overweight women.” International Journal of Obesity 35, no. 5 (5 Oktober 2010): 714–27.
Harding, Shari. “Intermittent Fasting: Clinical Considerations.” The Journal for Nurse Practitioners 17, no. 5 (May 1, 2021): 545–48.