Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Baik untuk Kesehatan dan Lingkungan, Ini Pembalut yang Patut Kamu Coba

Bisa jadi bagian gaya hidup generasi muda

Ayu Utami

Sebelum ada penemuan pembalut, perempuan dahulu menggunakan sabuk sanitasi di akhir abad ke-19. Saat itu, ikat pinggang ini memainkan peran luar biasa besar dalam perawatan menstruasi di abad ke-20 dan merupakan pendahulu dari pembalut menstruasi sekali pakai yang menjadi terkenal di tahun 1980-an.

Meskipun produsen umumnya enggan mengungkapkan komposisi pasti dari produk pembalut mereka, bahan utama pembalut biasanya rayon yang diputihkan (selulosa yang terbuat dari pulp kayu), kapas, dan plastik. Selain itu, pewangi dan agen antibakteri dapat dimasukkan. Bagian plastik adalah backsheet dan bubuk polimer sebagai tambahan penyerap kuat (polimer superabsorben) yang berubah menjadi gel ketika dibasahi.

popbela.com/AyuUtami

Melansir dari alodokter, di Indonesia, pembalut yang dikategorikan aman adalah pembalut yang telah mendapat izin edar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pasalnya sebelum diedarkan, produk pembalut tersebut harus diuji terlebih dahulu agar tetap aman untuk dikenakan.

Namun, belum ada pembalut yang menawarkan bahan serba organik, sehingga tidak menyisakan sampah plastik yang berpotensi mengganggu lingkungan. Hingga kehadiran Uma di Indonesia. Kenapa pembalut ini Popbela rekomendasikan? Berikut alasannya.

Bahan katun organik

popbela.com/AyuUtami

Berbeda dari pembalut konvensional, UMA menggunakan lapisan kapas organik yang lembut dan tidak akan membuatmu mudah iritasi. Hal ini karena kapas organik memiliki ribuan pori-pori alami yang memungkinkan kulit bernapas, sehingga mengurangi risiko iritasi.

Hypoallergenic

popbela.com/AyuUtami

Vagina mampu menyerap bahan kimia sepuluh kali lebih efektif dari mulut. Itulah mengapa disarankan perempuan tidak memilih pembalut yang mengandungparfum, deodoran, atau wewangian. Produk UMA sendiri dibuat bebas dari bahan kimia yang sering mengiritasi kulit seperti chlorine bleach, pewangi, pewarna, dan pestisida. Sehingga, bisa memberikan kamu rasa aman dari paparan kimia di daerah intimmu.

Plant-based Bioplastic

instagram.com/umawomen

Nah, karena pembalut konvensional biasanya memiliki 90% komponen plastik yang membutuhkan ratusan tahun untuk terurai, berbeda dengan UMA. Produk ini memakai bahan plant-based yang lebih ramah lingkungan, termasuk untuk pembungkus dan back sheet. 

Namun, tentu saja tidak ada yang sempurna. Masih ada detail minor yang perlu diperhatikan untuk membuat pembalut ini semakin istimewa. "Menurut aku pembalutnya tipis banget, enak kayak nggak pake pembalut dan nggak nyeplak di celana dalam yg ketat.Sayangnya, cairan nggak mudah meresap, jadi di permukaannya masih ada cairan. Untuk sayapnya kurang nempel, malah mengkerut. Tapi, nggak bocor ketika dibawa tidur, padahal lagi banyak banyaknya," ungkap Niken Ari, redaksi Popbela yang sudah mencoba produk ini. 

Jadi, apakah kamu tertarik untuk mencobanya dan beralih ke gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, Bela?

IDN Media Channels

Latest from Health