Debat Calon Presiden pada hari Selasa (12/12/2023) menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Ketiga sosok yang maju untuk saling mengungkapkan kelebihan dan pengetahuan mereka masing-masing, tentu memantik dukungan maupun cemooh dari berbagai kubu.
Salah satunya, calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Melansir dari IDN Times, mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut mengaku mengerti suara rakyat, karena dirinya dan Mahfud MD berasal dari keluarga sederhana.
Menjanjikan akan meningkatkan mutu pelayanan publik jika ia terpilih, berikut profil Ganjar Pranowo agar kamu lebih mengenal salah satu calon Presiden Indonesia.
1. Biodata Ganjar Pranowo
- Nama lengkap: Ganjar Pranowo
- Tempat dan tanggal lahir: Karanganyar, 28 Oktober 1968
- Suku: Jawa
- Agama: Islam
- Status perkawinan: Menikah dengan Siti Atiqoh Suprianti
- Anak: Muhammad Zinedine Alam Ganjar
Nama asli yang disematkan kepadanya saat lahir adalah Ganjar Sungkowo. Namun, nama itu akhirnya diganti karena memiliki makna "ganjaran dari kesusahan/kesedihan". Orang tuanya, Parmudji Pramudi Wiryo dan bernama Sri Suparni, khawatir nama itu kelak menjadi sebab dari kesusahan yang menimpa putranya.
Ganjar Pranowo merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Ia menikah dengan Siti Atiqoh Suprianti pada 1999. Perempuan yang ia temui saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Temanggung pada 1994 ini, merupakan putri seorang tokoh Nahdlatul Ulama di Kabupaten Purbalingga. Keduanya kini memiliki seorang putra bernama Muhammad Zinedine Alam Ganjar.
2. Riwayat Pendidikan Ganjar Pranowo
Jiwa kepemimpinan Ganjar sudah tampak sejak masih bersekolah. Selain selalu terpilih menjadi ketua kelas saat SD, ia juga aktif di kepramukaan saat SMA. Hingga kuliah pun, Ganjar mengaku punya "hobi" berdemonstrasi, terutama kepada rektor UGM saat itu, Koesnadi Hardjasoemantri. Berikut daftar lengkap riwayat pendidikan Ganjar Pranowo:
- SD: SD Negeri 1 Kutoarjo (lulus 1981)
- SMP: SMP Negeri 1 Kutoarjo (lulus 1984)
- SMA: SMA BOPKRI Yogyakarta (lulus 1987)
- S-1: Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (lulus 1995)
- S-2: Ilmu Politik Sekolah Pascasarjana Universitas Indonesia
3. Perjalanan Karier Ganjar Pranowo
Lulus kuliah dari UGM, Ganjar tak langsung terjun ke dunia politik. Ia mengawali kariernya di sebuah lembaga konsultan Human Resources Development (HRD) PT Prakasa pada tahun 1995. Karier politiknya bermula dari keaktifannya di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan menjadi simpatisan PDI. Partai tersebut kemudian terpecah karena konflik internal yang terbagi menjadi kubu pendukung Soerjadi dan Megawati Soekarnoputri.
Karena mendukung Megawati, ia akhirnya bergabung dengan (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) PDIP. Meski tak terpilih di Pemilu 2004, Ganjar tetap berhasil melenggang ke Senayan karena menggantikan Jakob Tobing yang diutus menjadi Duta Besar untuk Korea Selatan. Lebih lengkapnya, berikut riwayat perjalanan karier Ganjar Pranowo:
- Konsultan HRD PT. Prakarsa 1995-1999
- Anggota Komisi IV DPR RI 2004-2009 (Bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Pangan) 2004-2009
- Wakil Ketua Komisi II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dlm Negeri, Otonomi Daerah, Aparatur Negara, Reformasi Birokrasi, Pemilu, Pertanahan Dan Reformasi Agraria) 2009-2013
- Anggota Pansus Angket Bank Century di DPR RI 2009-2010
- Anggota Timwas Century di DPR RI 2010-2013
- Ketua Pansus RUU tentang Partai Politik di DPR RI 2007-2009
- Ketua Pansus tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD di DPR RI 2007-2009
- Anggota Badan Legislasi DPR RI 2004-2010
- Sekretaris Fraksi PDIP MPR RI 2009-2010
- Sekretaris I Fraksi PDIP DPR RI 2007-2009
- Wakil Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI 2010-2013
- Gubernur Jawa Tengah 2013-2018
4. Kebijakan Ganjar Pranowo selama menjadi gubernur Jawa Tengah
Tahun ini merupakan tahun terakhirnya menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Ia memimpin selama dua periode. Di periode pertamanya, Ganjar menggandeng Heru Sudjatmoko sebagai wakil pada Pilkada 2013. Keduanye memperoleh suara sebanyak 48,82%.
Kembali mencoba peruntungannya, Ganjar kembali maju di Pilkada 2018. Kali ini, ia bersama Taj Yasin Maimoen sebagai wakil. Ia lagi-lagi terpilih dengan perolehan suara yang lebih besar, yaitu 58,78%.
Selama menjabat sebagai gubernur, Ganjar dikenal dengan visinya "mboten korupsi, mboten ngapusi" yang berarti "tidak korupsi, tidak berbohong". Beberapa kebijakan yang diterapkan selama dua periode tersebut antara lain melaporkan gratifikasi, memotong 2,5% gaji aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jawa Tengah sebagai sedekah yang dialirkan untuk berbagai macam bantuan, desa tangguh bencana, membangun rumah sakit bertaraf internasional, dan program kartu tani.
5. Kontroversi Ganjar Pranowo
Meskipun demikian, kontroversi tak luput dari perjalanannya. Nama Ganjar pernah terseret dalam kasus megakorupsi pengadaan E-KTP atau KTP elektronik yang kala itu menghebohkan publik. Muhammad Nazarudin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, mengaku pernah melihat sang gubernur menerima uang panas tersebut.
Namun, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan bahwa belum ada bukti kuat bahwa Ganjar terlibat. Ia mengaku memang pernah menerima uang tersebut, tetapi akhirnya ia tolak dan ia kembalikan. Mantan penyidik KPK Novel Baswedan pun mengungkapkan hal serupa. Namun, 2022 kemarin ganjar kembali dilaporkan terlibat meski Budiman Sudjatmiko juga ikut membantah keterlibatannya.
Itulah profil Ganjar Pranowo, calon Presiden Republik Indonesia periode 2024 - 2029.