#IAMREAL: Wiendy Nathalia dan Perjalanannya Jadi Model Plus Size

Percaya diri adalah kunci utamanya

#IAMREAL: Wiendy Nathalia dan Perjalanannya Jadi Model Plus Size

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Di Indonesia sendiri, dunia plus size modelling memang belum mendapat tempat yang besar seperti di luar negeri. Bahkan, mungkin masih banyak orang yang belum tahu, seperti apa sih industri plus size modelling itu? Apalagi, stereotip yang terbangun untuk menjadi seorang model ialah perempuan yang kurus, tinggi, dan langsing. Padahal, dunia modelling nggak sesempit itu, lho!

Salah satu contohnya ialah Wiendy Nathalia. Menjajal dunia plus size modelling mungkin tak pernah terlintas di benaknya. Namun siapa sangka, inilah yang menjadi titik balik dirinya menjadi sosok yang percaya diri seperti sekarang ini. Nggak untuk dirinya sendiri, dara kelahiran 1 Desember 1989 ini juga ingin mengajak perempuan lainnya untuk mulai mencintai dirinya dan menunjukkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kebahagiaan.

Popbela pun berkesempatan untuk mengobrol bersama Wiendy Nathalia usai pemotretan #IAMREAL poWerpuff Beauty Issue.

Sempat merasa berada di titik terendah

Masa-masa sekolah menjadi titik terendah dalam hidup seorang Wiendy Nathalia. Pasalnya, ia merasa banyak orang yang melihatnya sebelah mata karena penampilannya berbeda dari “standar kecantikan” yang terbentuk di masyarakat. Itulah yang membuat Wiendy merasa rendah diri hingga membuatnya menjadi anak yang mudah emosi. Ia menjadi pribadi yang sangat sensitif ketika ada orang yang melihatnya karena merasa insecure terhadap penampilannya.

#IAMREAL: Wiendy Nathalia dan Perjalanannya Jadi Model Plus Size

“Masa paling drop adalah masa sekolah karena aku paling ngerasa salah. Dan pada saat itu, nggak ada guru yang bilang, ‘Its okay to be fat. Gendut, aneh, itu nggak apa-apa,’. Mereka malah nyuruh kita ngikutin stereotip yang kurus, tinggi, langsing. Maka dari itu, sebenernya aku kurang setuju kalau orang-orang harus melalui satu sistem yang sama karena orang beda-beda kan,” ujar Wiendy.

Liposuction itu bukan solusi

Banyak orang berpikir, jalan pintas untuk bisa jadi langsing dalam waktu singkat ialah dengan menjalani proses sedot lemak alias liposuction. Wiendy pun sempat tergiur dan memutuskan untuk melakukan liposuction di Bali. Tapi rupanya, sedot lemak tak seindah yang ia bayangkan selama ini. Perempuan berusia 29 tahun ini harus merasakan sakit yang teramat sangat hingga ia tak dapat melakukan apa-apa dan harus rehat selama 3 bulan. Hingga akhirnya ia sadar bahwa apa yang ia lakukan selama ini adalah kesalahan.

“Yang paling membuat aku nge-down banget waktu melakukan liposuction itu setiap aku teriak-teriak, dokternya bilang, ‘Beauty is pain, rasain semuanya karena ya memang harus kayak gini kalau mau cantik’. Sampai aku ngerti, stigma orang cantik tuh sampai harus begini, lho. Sampai akhirnya ya sudah pokoknya nggak mau tahu gimana ceritanya, aku mesti happy sama diriku sendiri,” cerita Wiendy. “Pada saat ngelakuin liposuction di bagian pertama, aku ngerasa aku bodoh. Jadi aku berhenti pada saat operasi pertama dan nggak dilanjutin.”

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here