Beautyfest Asia Medan 2024 mengundang komunitas Perempuan Hari Ini untuk berbagi pengalaman dalam melawan budaya patriarki. Dalam talkshow bertajuk Empowering Women, Fighting Violence and Patriarchy, Nindy Julia hadir sebagai perwakilan.
Perjuangan komunitas Perempuan Hari Ini pun rupanya tak mudah. Lebih lanjut, simak rangkuman dari sesi bincang-bincang yang diadakan Sabtu (3/8) di Tiara Convention Center ini, yuk!
Perjuangan yang tidak mudah
Nindy tak memungkiri bahwa patriarki telah menjadi sebuah sistem yang mengakar di Indonesia. Budaya ini bahkan secara tak langsung menjadi bagian dari konstitusi yang membuat kedudukan perempuan selalu di bawah laki-laki.
"Kalau untuk perempuan pribadi pasti banyak sekali tantangannya, apalagi Indonesia itu adalah negara yang sangat-sangat patriarki. Udah terstruktur. Udah terkonstruksi. Jadi kayak di Undang-Undang, selalu membuat perempuan itu jadi kelas nomor dua," katanya.
Komunitas Perempuan Hari Ini pun mengalami banyak tantangan sebagai ruang aman bagi perempuan, mulai dari keterbatasan dana hingga sumber daya manusia karena hanya memiliki 17 anggota aktif. Selain itu, mereka pun harus menguatkan mental ketika memutuskan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan yang kerap terlupakan.
"Terus juga tantangan kesehatan mental. Menjadi perempuan yang memperjuangkan hak asasi manusia itu nggak mudah. Misalnya kita mendampingi kasus kekerasan seksual, malah kita jadinya yang energinya terserap," sambung Nindy.
Langkah membantu korban kekerasan seksual
Bicara soal kekerasan seksual, salah satu beauty enthusiast yang hadir bertanya bagaimana langkah menolong korban yang merupakan kaum marginal atau terpinggir. Pasalnya, aparat hukum seringnya kurang berpihak kepada korban bahkan justru membuat korban makin terpojok.
"Karena terkadang ketika kita menjadi korban atau orang-orang di sekitar kita, kita itu bingung harus ngapain. Sementara kadang kita lapor polisi tuh percuma. Bahkan mungkin saya sebut aja ya, kalo lapor polisi mungkin (malah dibilang), 'kan kamu juga menikmatinya.' Polisi itu nggak jarang bilang begitu. Atau kadang (bilang), 'ya tapi enak, kan?' Itu kan sebenarnya kita udah jadi korban, ketimpa tangga lagi. Atau korban malah dikawinkan dengan pelaku," ungkap Nindy.
Oleh karena itu, langkah paling bijak untuk membantu korban adalah menanyakan terlebih dahulu apa yang mereka butuhkan. Jangan sampai langkah yang kita pikir akan membantu, malah berujung membuat korban makin trauma.
"Sebenarnya apa yang bisa kita lakukan adalah tanya dulu apa kebutuhan korban? Misal dia butuh sendiri dulu. Kadang kita pengen kasusnya cepet (selesai) jadi kita malah mempertemukan korban dengan pelaku. Itu malah membuat mentalnya menjadi rusak. Kemudian kita bisa mengarahkan ke LBH atau komunitas ruang aman," sambungnya.
Nindy mengungkap, Perempuan Hari Ini juga memiliki program pendidikan seks dan kesetaraan gender yang menyasar anak-anak dan orang dewasa sebagai langkah preventif. Ia berharap edukasi ini bisa menjadi program tetap di lingkup sekolah.