Cara Menghadapi Mertua di 5 Situasi, Begini Menurut Ahli!

Kamu mengalami salah satunya?

Cara Menghadapi Mertua di 5 Situasi, Begini Menurut Ahli!

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Bicara tentang mertua memang nggak ada habisnya. Banyak yang curhat karena mereka punya mertua yang jahat, tapi nggak sedikit juga yang cerita kalau mereka bingung harus bersikap seperti apa di depan mertua. Bingung itu wajar banget kok Bela, karena mereka termasuk orang baru yang datang dalam kehidupanmu. Dilansir dari Real Simple, seorang penulis dan etiquette expert bernama Catherine Newman membagikan beberapa solusi menghadapi mertua di lima situasi ini. Situasi-situasi di bawah ini adalah curhatan asli dari para klien kepada Newman. Lalu, seperti apa jawabannya?

1. "Ibu mertuaku yang sudah berusia 80 tahun sangat sadar akan penampilan dan sering memberikan komentar yang meremehkan tentang berat badan orang lain di depan anak-anak perempuanku. Bisakah kamu membantuku untuk mengakhiri ini dengan cara yang halus? Aku banyak mengajarkan anak-anakku (mereka berusia 2 dan 5 tahun) untuk hidup sehat, namun aku takut komentar-komentar tersebut akan mengakar dalam psikis mereka."

 

“Semakin mereka (anak) tua, kamu bisa lebih mudah mengatakannya secara lantang. Katakan, ‘Aku mencintai Nenek, tapi aku tidak suka cara dia berbicara tentang tubuh orang lain. Kuharap dia memahami ide tentang hidup sehat seperti yang kita tahu.’ Karena anak-anakmu masih terlalu muda, kamu bisa mengatakan kepada ibu mertua secara langsung, ‘Aku akan bangga dengan tubuhku jika aku adalah Nenek. Kami semua berpikir Nenek menakjubkan. Dan aku merasa lebih baik jika Nenek tidak membuat komentar negatif tentang tubuh orang lain, terutama cucu Nenek karena akan mempengaruhi cara mereka memandang tubuh mereka sendiri.’”

2. "Mertuaku mendesak suamiku terus-menerus, bertanya tentang pilihan kariernya dan berkata bahwa suamiku tak cukup baik dalam memberikan perhatian kepadaku dan anakku. Faktanya, kami punya pernikahan yang kuat, dan ini hanya karena aku punya penghasilan yang lebih besar dari dia. Aku pernah menghadapi mertuaku dulu, namun dia seolah menjadi korban dan meratapi semuanya."

 

"Aku bersyukur karena mertuamu tidak menggoyahkan keyakinanmu pada pernikahan, dia hanya membuatmu kesal dan membuat suamimu sedih. Perlu diingat bahwa kadang dinamika dalam keluarga akan sering terjadi. Lagipula, ini bukanlah sebuah pertempuran yang harus kamu lawan. Kamu bisa memberikan dia cinta, pujian, rasa terima kasih dan menawarkan cara terbaik untuk merespons sikap orangtuanya. Jika kamu menghadapi mertua sendirian, kamu secara nggak langsung akan menyadarkannya bahwa anaknya adalah suami yang nggak becus. Biarkan suamimu menghadapi orangtuanya secara langsung."

3. "Ketika aku hamil, kedua mertuaku sangat bersemangat menyambut cucu pertama mereka. Aku sangat menghargai tawaran mereka untuk menjaga anakku, tapi aku keberatan akan satu hal: mereka adalah pengemudi yang buruk. Pendengaran dan penglihatan mereka sudah berkurang dan aku takut membiarkan anakku di mobil bersama mereka. Bagaimana caranya aku bisa menolak pertolongan mereka dengan sopan?"

 

“Ketika kalian akan mengadakan acara jalan-jalan, berkatalah sejujurnya dan mengambil alih tanggung jawab untuk menghilangkan kecanggungan. Katakan, ‘Aku senang Ibu dan Bapak ingin menjadi bagian dari hidup anak kami, namun aku kurang merasa nyaman jika orang lain yang memegang kemudi. Aku minta maaf.’ Biasanya, mereka tidak akan berdebat denganmu soal ini. Namun jika iya, pertegas lagi alasanmu atau meminta bantuan suami untuk menghadapinya.”

4. "Kedua mertuaku yang berasal dari luar negeri adalah orang yang baik namun punya etika makan yang kurang sopan. Mereka sering makan langsung dari sendok saji, jorok dan tidak higienis. Namun dalam budaya mereka, tidak ada yang namanya sendok saji. Bagaimana aku bisa menghentikan kebiasaan ini tanpa harus terlihat sebagai menantu yang aneh?"

 

"Masalahnya bukan karena mereka punya etika makan yang tidak sopan, tapi etika makan mereka memang berbeda dengan etika makan yang kamu punya. Menghormati perbedaan itu harus, namun biasanya orang memang mengharapkan orang asing bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Sebaiknya bicarakan kepada pasangan terlebih dahulu, karena orangtua biasanya tidak tersinggung jika diingatkan oleh anaknya sendiri. Namun jika kamu ingin menyikapinya secara langsung tanpa terkesan kasar, kamu bisa memulainya seperti, 'Ayah, Ibu, aku ingin tahu bagaimana biasanya makanan disajikan di tempat asal kalian'.”

5. "Kedua mertuaku tinggal di luar kota dan kami jarang menjenguknya. Mereka adalah orang kaya, tapi setiap barang yang mereka berikan kepadaku, suami dan anak-anak adalah barang murahan yang bisa didapatkan dari toko barang bekas. Aku merasa tersinggung ketika anak-anakku membuka kado yang bernoda atau malu saat aku sadar pakaian yang kuterima adalah pakaian bekas. Apakah aku terlalu sensitif atau ada cara menyampaikannya secara halus?"

 

"Sebuah hal yang kurang sopan untuk mempertanyakan nilai dari suatu hadiah yang kamu terima, entah itu baru atau tidak. Dan kamu tak punya alasan lain atau harus malu ketika membuka hadiah tersebut karena bukan kamu yang membelinya. Selain itu, tidak semua barang dari toko loak punya kualitas yang jelek. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan, yang pertama yaitu tidak melakukan apapun, sampaikan ucapan terima kasih dan kalau kamu tidak membutuhkannya, donasikan barang tersebut. Pilihan kedua, sampaikan kepada mertua bahwa anak-anak yang beranjak besar akan punya barang yang mereka inginkan, sehingga lebih baik untuk memberikan mereka seperti voucher belanja atau barang yang lebih sesuai dengan kesukaannya."

BACA JUGA: Menurut Ahli, Ini 7 Tanda Ibu Mertua Tak Menyukaimu​

 

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here