Di zaman modern ini, sebenarnya semakin mudah bagi seseorang untuk mendapatkan teman kencan atau pacar. Keberadaan internet memiliki andil yang besar bagi generasi milenial untuk mencari jodoh jika dibandingkan dengan zaman orangtua kita dahulu. Namun seiring majunya teknologi, justru anak muda lebih mudah merasa stres karena nggak lekas mendapat pendamping yang tepat.
Situasi yang bertentangan tersebut secara nggak sadar telah melahirkan tren-tren baru dalam dunia kencan. Melansir dari Allure, bisa jadi salah satu dari beberapa tren kencan di bawah ini sedang kamu alami.
Kalau di Indonesia, ghosting lebih seperti istilah “ditinggal pas lagi sayang-sayangnya”. Artinya, orang yang tadinya dekat denganmu tiba-tiba menghilang begitu saja tanpa kabar, persis seperti hantu. Orang yang meninggalkanmu tersebut merasa bahwa memutus kontak lebih baik ketimbang to the point menyatakan kalau dia nggak tertarik sama kamu. Namun menurut psikolog Jennice Vilhauer, ghosting memiliki dampak yang lebih sakit ketimbang berkata jujur.
Buat kamu yang pernah jadi korban tren ghosting, sepertinya kamu perlu sedikit bersyukur karena kondisimu lebih baik dibanding mereka yang menjadi sasaran tren haunting. Saat ghosting, ketika kamu ditinggal begitu saja, mau nggak mau kamu perlu move on. Tapi saat haunting, kamu jadi ragu-ragu karena si dia turut memberi sinyal kalau dia memerhatikanmu. Saat kalian putus kontak, sesekali dia me-like fotomu di Instagram. Kamu pun jadi bingung tentang apa yang sebenarnya dia inginkan. Nggak enak, kan?
Jika haunting sudah menyebalkan, maka breadcrumbing akan membawamu ke tingkat kekesalan yang lebih tinggi. Mirip dengan haunting, orang yang melakukan breadcrumbing akan lebih sering membuatmu bingung dengan tingkahnya. Saat lagi jauh, tiba-tiba dia mengajak chat di malam hari saat matamu sulit terpejam. Bikin baper? Jelas. Tapi itulah tujuan si dia. Dia akan memainkan hatimu tanpa ada niat untuk mewujudkan hubungan denganmu.
Istilah ini muncul dari kata benched, yaitu situasi ketika seorang atlet duduk di bangku cadangan. Dirinya saat itu memang nggak terlibat, namun kehadirannya juga penting karena dia memiliki kemungkinan untuk masuk ke dalam pertandingan saat dibutuhkan. Kondisi awal benching sama dengan breadcrumbing, hanya si dia memang memandangmu sebagai sosok yang potensial untuk didekati secara serius.
Tren kencan yang satu ini memang membutuhkan waktu yang nggak sebentar untuk disadari, tapi bukan berarti nggak mungkin untuk diketahui. Proses stashing awalnya seperti kencan biasa, di mana kamu dan dia rutin menghabiskan waktu bersama, namun dia nggak kunjung mengenalkanmu pada keluarga atau teman-temannya. Dia juga enggan untuk memasang foto kalian berdua di media sosial. Bisa jadi, dia ingin terlihat single di mata orang lain atau sedang berkencan dengan wanita lain.
Mungkin inilah salah satu tren yang paling banyak terjadi di kalangan generasi milenial. Phubbing berasal dari gabungan kata phone dan snubbing (nggak peduli). Tren phubbing adalah ketika seseorang lebih memilih untuk memainkan smartphone-nya, entah itu mengecek media sosial atau chatting dengan orang lain, ketimbang memerhatikan pasangannya. Hal tersebut bisa memicu masalah dalam hubungan karena pasangan merasa nggak dihargai atau nggak didengarkan.
Pernah dengar catfishing, Bela? Catfishing bisa diartikan sebagai penipuan yang terjadi saat kencan online dengan cara memalsukan identitas. Kittenfishing sendiri sebenarnya nggak jauh berbeda dengan catfishing, namun pelaku menggunakan data pribadi untuk menarik perhatian. Misal, si dia memasang fotonya saat badannya masih ideal, padahal kini kondisinya sudah berbeda jauh dengan yang di foto. Bisa juga dia mengaku lulus dari universitas ternama, padahal terpaksa keluar dan nggak menyelesaikan studinya. Hasilnya, tentu saja sasaran kittenfishing merasa dibohongi.
Dari 7 tren kencan ini, mana yang pernah kamu alami, Bela?
