Semenjak wabah corona melanda, perekonomian dunia langsung merosot drastis. Semua industri terhantam keras dan bahkan beberapa terpaksa merugi. Salah satu industri yang paling besar terkena dampaknya adalah industri pariwisata. Larangan bepergian dan imbauan social distancing membuat industri pariwisata sepi pelancong.
Yogyakarta salah satunya. Provinsi yang hidup dari sektor pariwisata ini harus tertidur sementara. Jalan-jalan di Malioboro yang biasanya padat, kini sepi sama sekali. Tak ada satu pun wisata yang datang, sebab Gubernur DIY Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X sudah melarang berbagai kegiatan yang melibatkan keramaian.
Tak ada para pelancong membuat Kota Yogyakarta yang biasanya ramai, kini senyap. Tentu hal ini membuat kita miris. Banyak usaha yang bergerak melayani pelancong, harus berada di kondisi yang memprihatinkan. Sebut saja usaha transportasi, oleh-oleh dan bahkan hotel.
Melihat kondisi Yogyakarta yang sepi dari pengunjung, menginisiasi para penggiat hotel di Yogyakarta membuat kampanye #FromJogjaWithLove. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian para pelaku industri pariwisata terhadap kondisi pariwisata saat ini.
Kegiatan yang berlangsung pada 4 April 2020 lalu, mulai pukul 19:00-21:00 WIB ini diprakarsai dan dilakukan secara sukarela serta spontanitas oleh para General Manager Hotel di Yogyakarta. Tercatat, ada 58 hotel yang berpartisipasi dalam kampanye #FromJogjaWithLove.
Kegiatan dari kampanye ini adalah menyalakan lampu berbentuk hati dan meramaikan hashtag #FromJogjaWithLove di sosial media. Misi dari kampanye ini adalah supaya para pelaku industri pariwisata di Yogyakarta tetap selalu optimis bahwa wabah ini segera berlalu dan roda ekonomi di Kota Pelajar tersebut bisa berjalan seperti dulu lagi.
Yogyakarta memang daerah istimewa. Kental dengan budaya Jawa yang masih otentik membuat siapa saja pasti akan merasa terkesan saat berkunjung ke sana. Bahkan tak sedikit dari kita yang mungkin memutuskan untuk menghabiskan masa tua di Yogyakarta kelak karena terkesima dengan lingkungan dan budayanya.
Makanan, lingkungan, budaya, dan lokasi wisata di Yogyakarta selalu ada yang baru setiap tahunnya. Tak cukup hanya satu kali kunjungan ke Yogyakarta kita bisa mengeksplorasi semuanya.
Semoga saja wabah ini segera berlalu. Kita pun bisa segera mengunjungi kembali Yogyakarta dan membantu perekonomian, khususnya pariwisata di sana pulih kembali.
