Album kedua Ify Alyssa, Menata, akhirnya bisa didengar di berbagai platform musik digital mulai 17 Januari. Dengan balutan jazzy pop yang khas, ia menggaet Ari Renaldi sebagai produser untuk karya yang sudah lama dinanti ini.
Seluruh lirik dalam Menata ditulis oleh Ify sendiri, membuatnya menjadi sebuah rangkuman perjalanan personal. Menariknya, delapan track yang termasuk ke dalam album ini ia bagi ke dalam tiga fase. Seperti apa ceritanya?
Tiga fase utama
Menata berisi delapan lagu. Tiga di antaranya sudah dirilis terlebih dahulu sebagai single, yaitu "Roda-Roda" (2023), "Tak Istimewa" (2023), dan "Semesta Menari" (2024). Setelah dikemas ulang sebagai sebuah album, Ify mengelompokkannya ke dalam tiga fase: senang, sedih, dan penerimaan.
Pada fase senang, terdapat lagu “Semesta Menari”, “Roda-Roda”, dan “Bersemi” mencerminkan kebahagiaan dan keindahan awal hubungan. Suasana berganti saat memasuki fase sedih. "Dalam Gurauan” sebagai track 4 dan "Berhenti" sebagai track 5 menggambarkan kesenduan tentang fase perpisahan dengan orang-orang tersayang.
Seiring dengan bertambahnya usia, Ify menyadari bahwa pada akhirnya manusia akan kembali bangkit dan menerima segala peristiwa yang pernah dilalui. Oleh karena itu, ia menghadirkan fase penerimaan yang berisi tiga lagu, yaitu "Tak Istimewa", "Menata", dan "Terima Kasih".
Proses pengerjaan selama dua tahun
Proses pengerjaan album Menata berlangsung dalam kurun waktu dua tahun. Ify menuangkan berbagai cerita di sekitar kehidupannya ke dalam lirik, mulai dari kecintaannya terhadap sepatu roda yang tertuang dalam "Roda-Roda" hingga kisah teman-temannya yang kembali bersama pasangannya yang tertuang dalam "Bersemi".
“Karya-karyaku sebelumnya tidak pernah benar-benar melibatkan cerita pribadiku. Menata menjadi ruang baru untuk mengekspresikan perasaanku lewat musik,” ungkap Ify.
Untuk urusan vokal, Ify melakukan hal tersebut sepenuhnya di kamarnya. Namun, ia meminta bantuan Ari Renaldi untuk menerjemahkan melodi yang benar-benar ia inginkan. Alhasil, ia sesekali perlu melakukan perjalanan Jakarta-Bandung untuk menyambangi kediaman produser yang telah berhasil meraih berbagai penghargaan dari AMI Awards tersebut.
"Saya sih seneng banget, ya, bisa kerja sama sama Ify soalnya dia salah satu orang yang sudah punya visi dan tahu cara menyampaikannya. Ify juga sudah punya suara yang keren banget dan dia tahu cara memakainya. Jadi ketika di studio ngalir (idenya)," kata Ari Renaldi.
Alasan "Menata" jadi lagu utama
Ify punya alasan tersendiri mengapa akhirnya "Menata" menjadi lagu utama, bahkan turut dijadikan sebagai judul album. Hal ini tak terlepas dari poin tiga fase yang sudah ia sebutkan. Menurutnya, tembang ini menjadi sebuah rangkuman yang pas untuk perjalanan kisah tersebut.
"Semua lagu yang di sini tuh terangkum dalam 'Menata'. Aku mau menceritakan fase kehidupan manusia yang senang dan sedih, tapi despite everything kita bisa menata hidup kita kembali," tuturnya.
Selain dari segi lirik, Menata mencerminkan selera musik Ify yang kebanyakan berkiblat di era 2000-an, 90-an, hingga 80-an. Visual album ini pun tak kalah menyegarkan. Kombinasi warna biru muda, elemen bunga, serta daun ginkgo merepresentasikan ketenangan dan proses penyembuhan–sejalan dengan tema yang ia usung dalam lagu-lagunya.
Kamu sudah dengar album Menata milik Ify Alyssa ini, Bela? Lagu mana yang jadi favoritmu?