#IAmReal: Gloria Emanuelle, Pebulu Tangkis yang Sering Disebut Model

Muda, cantik, dan berprestasi

#IAmReal: Gloria Emanuelle, Pebulu Tangkis yang Sering Disebut Model

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Bela, apa yang ada di benakmu saat mendengar nama atlet Indonesia? Mungkin di mata sebagian orang, atlet dikenal sebagai sosok yang tangguh, mandiri, juga pantang menyerah. Menyambut perhelatan besar Asian Games 2018 yang akan dibuka pada 18 Agustus 2018 esok hari, sejumlah nama atlet Indonesia pun menjadi sorotan. Bukan hanya lewat prestasinya, tapi juga sisi lain dari setiap atlet ini.

Salah satunya ialah Gloria Emanuelle Widjaja. Atlet bulu tangkis ini cukup terkenal akan kemampuan dan paras yang dimilikinya. Memiliki tinggi badan 182 cm dan tubuh yang langsing membuat Gloria kerap disebut layaknya seorang model. Rupanya, perempuan kelahiran 28 Desember 1993 ini memang sempat bermimpi menjadi model saat dirinya masih kecil, lho.

Meski begitu, Gloria justru lebih memilih menjadi atlet bulu tangkis ketimbang model yang sering disorot kamera. Di samping itu, Gloria memiliki alasan mulia mengapa akhirnya ia harus merelakan pendidikannya demi berkarier menjadi atlet bulu tangkis profesional. Perempuan berusia 24 tahun ini sudah menorehkan beberapa prestasi membanggakan di kancah internasional. Gloria berhasil menyabet gelar juara Ganda Campuran dalam kejuaraan BWF World Junior Championships 2011 dan kembali meraih medali emas dalam kejuaraan Thailand Open 2018.

Muda, berprestasi, dan apa adanya. Mungkin inilah gambaran yang pas disematkan dalam diri Gloria Emanuelle. Bisa dibilang, Gloria merupakan representasi bahwa perempuan bisa mandiri dengan tampil apa adanya, sesuai dengan kampanye #IAmReal yang diangkat oleh Popbela di tahun ini. Sebelum memulai pemotretan bertajuk #IAmReal, Popbela berkesempatan untuk mengobrol langsung dengan Gloria Emanuelle. Yuk, simak obrolan lengkapnya di bawah ini. 

2-42efe1cacac6e58d0c244fad05d51d7c.jpg
Photographer: Panji Indra, Location: Hotel Raffles Jakarta

1. Bagaimana sih awal mula kamu tertarik dengan bulu tangkis? 

“Awalnya tuh waktu masih kecil, Papa pernah ngajakin main bulu tangkis di rumah pakai tutup panci yang gede gitu, mungkin habis nonton pertandingan siapa gitu, aku lupa. Pas diajak main aku senang dan ketagihan. Ya sudah mungkin dari situ juga Papa mikir kalau aku ada bakat bulu tangkis. Aku lupa saat itu usia berapa, mungkin antara 5-7 tahun gitu. Pokoknya seingat aku, umur 7 tahun aku sudah aktif masuk ke klub di dekat rumah. Ya sudah sampai sekarang deh. Mulainya memang dari kecil diajarin sama Papa.” 

2. Bukannya awalnya kamu ingin jadi model? Bagaimana ceritanya?

“Karena ada omongan orang saja sih. Aku kan punya badan tinggi kurus, terus orang bilang, ‘Kenapa nggak jadi model? Body ada, muka ada’ gitu. Namanya anak kecil kan belum bisa berpikir jernih, terus aku bilang ke orangtua, apa aku jadi model saja ya? Tapi aku minder karena di pikiran aku tuh kalau jadi model harus bisa bahasa Inggris. Nah dulu saat sekolah aku juga nggak terlalu pintar-pintar banget jadinya aku pikir nggak usahlah jadi model, sudah bulu tangkis saja. Terus kata Papa, ‘Kalau nanti kamu jadi atlet bulu tangkis dan jadi juara terkenal, kamu juga bisa jadi model kok. Malah orang-orang akan nyari kamu’. Ya sudah dari situ aku pikir untuk langsung menekuni bulu tangkis.”

4-77159aea42a65cddac6b6ce12e58f2de.jpg
Photographer: Panji Indra, Location: Hotel Raffles Jakarta

3. Apa tanggapan orang di sekeliling kamu ketika kamu memilih untuk menekuni bulu tangkis?

“Pertamanya sih dari saudara-saudara—kayak tante dan sepupu—bilang ‘Coba pikirin lagi kalau jadi atlet tuh kamu nanti tuanya mau gimana?’ Apalagi kalau jadi atlet kan kita harus milih, nggak bisa sekolah sambil bulu tangkis juga. Jadi harus pilih salah satu. Nah waktu itu aku terputus sekolahnya jadi milih bulu tangkis. Awalnya minder tapi mau nggak mau aku harus buktiin dari bulu tangkis aku bisa bawa bangsa dan negara sehingga perasaan minder ini tertutup, deh.”

4. Lalu apa pertimbangan kamu akhirnya harus merelakan pendidikan demi karier bulu tangkis?

“Yang jadi pertimbangan waktu itu lebih ke perekonomian keluarga. Karena dari situ aku menyadari kalau ternyata mama papaku saat itu lagi berada di masa-masa susah. Kemudian saat aku dapat juara-juara bulu tangkis lumayan pendapatannya jadi bisa dari situ kebantu. Dari situ aku pikir ‘Oh ya sudah bulu tangkis saja kan membantu orangtua juga di rumah’. Karena orangtua itu paling penting buat aku, sih.”

5. Selama bertanding dan menang di beberapa kompetisi, event apa yang paling berkesan buat kamu?

“Sampai saat ini yang paling berkesan sih tahun 2011 aku dapat juara dunia junior di BWF World Junior Championships. Saat itu usia aku 18 tahun. Terus yang kedua itu yang kemarin di Thailand dapat juara Thailand Open 2018 bersama Hafiz Faizal. Itu spesial karena perdana buatku setelah beberapa tahun belum dapat gelar.”

5-57c8d48594a60742e680784caafd22e1.jpg
Photographer: Panji Indra, Location: Hotel Raffles Jakarta

6. Sebagian orang menyebut kalau pemerintah kurang memerhatikan kesejahteraan atlet. Tanggapan kamu sendiri gimana?

“Kalau menurutku sih tergantung dari atletnya sendiri, ya. Mungkin memang beda-beda negara maka beda-beda juga cara pemerintahannya. Selagi kita sebagai atlet masih berjaya, masih bisa menghasilkan, ya kita yang atur kehidupan kita seperti apa. Itu sih kalau dari aku sendiri.”

7. Pernah nggak kamu mengeluarkan uang sendiri demi pertandingan bulu tangkis?

“Selama aku di pelatnas sih nggak pernah ya karena kan sudah difasilitasi dari sana. Mungkin dulu waktu masih kecil sebelum masuk klub-klub besar pernah mengeluarkan uang sendiri.”

8. Apa suka duka yang kamu rasakan selama bertahun-tahun menjadi atlet profesional? 

“Sukanya itu kita bisa membanggakan Indonesia, apalagi bawa bendera Indonesia. Kita juga bisa membanggakan keluarga dan saudara ketika menjadi atlet Indonesia. Dukanya paling di masa-masa kita kalau lagi bosan saja sih, jenuh. Kan kita latihan Senin sampai Sabtu setiap hari. Apalagi kalau lagi pertandingan, kita harus latihan kencang terus dari jauh-jauh hari selama sebulan atau dua bulan. Melawan diri sendiri sih yang kadang susah.”

3-39ab1389495d41051576f53933236a37.jpg
Photographer: Panji Indra, Location: Hotel Raffles Jakarta

9. Di luar profesimu sebagai atlet, kamu itu sosok yang seperti apa sih?

“Mungkin aku sering dikira sebagai cewek yang jutek. Tapi menurutku sih aku biasa saja, ya. Kadang aku pernah juga merasa ‘Kok gue jutek banget, ya’ tapi sebenarnya nggak bermaksud sinis ke orang lain hanya memang beginilah aku. Kalau nggak suka ya nggak apa-apa juga. Aku orangnya apa adanya, cuek, dan benar-benar I am real-lah pokoknya.”

10. Sudah ada bayangan belum kira-kira 5-10 tahun lagi apa yang akan kamu lakukan?

“Kalau untuk 5 sampai 10 tahun sih inginnya jadi ibu rumah tangga. Tapi, kita kan nggak tahu ke depannya akan seperti apa. Toh juga kan dari kecil sampai sekarang ini aku terbiasa kerja keras sendiri. Puji Tuhan, kalau Tuhan ngasih rezeki aku bisa menjadi pelatih atau yang lainnya, kan kita nggak ada yang tahu. Cuma untuk ke depannya aku inginnya murni jadi ibu rumah tangga dulu. Habis itu mungkin kalau sudah ada waktu lebih bisa cari sampingan, seperti bisnis atau jadi pelatih.”

1-7016504ee8a9f342bf994c28161350ba.jpg
Photographer: Panji Indra, Location: Hotel Raffles Jakarta

11. Kalau ditanya, Gloria ingin dikenal sebagai sosok yang seperti apa?

“Aku ingin dikenal sebagai perempuan yang mempunyai konsep hidup, yang bermanfaat untuk keluarga dan orang-orang di sekitarku, meski dari hal-hal kecil sekalipun. Karena keluarga itu yang paling penting buat aku. Selain itu aku, ingin dikenal sebagai perempuan yang selalu berpikir dan bersikap positif terus.”

12. Apa pesan dari Gloria untuk perempuan muda Indonesia?

“Harus kuat, harus bisa bertanggung jawab, harus mandiri, jangan mau kalah sama laki-laki. Harus bisa berdiri sendiri, apalagi di zaman sekarang anak-anak muda harus bisa berinovasi. Kamu punya talenta atau bakat apa, ya kamu lakuin. Jangan sampai kamu punya bakat, tapi kamu nggak bisa menggunakannya. Karena banyak orang begitu, punya bakat tapi nggak tahu caranya harus gimana dan sayang saja menurutku.”

BACA JUGA: Dari Terkaya hingga Termuda, Ini Serba-Serbi Unik Asian Games 2018​

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here