Meski Julia sudah mencintai profesinya di dunia art and design, segala pertanyaan yang menguasai pikirannya akhirnya mengubah langkahnya untuk meninggalkan profesinya di dunia seni. Panggilan Tuhan, itulah alasan Julia yang akhirnya berani beralih profesi menjadi entrepreneur dan mengelola bisnis keluarga di bidang maritim charterer.
Sosok yang tidak memercayai suatu kebetulan ini, merasa terketuk hatinya ketika melihat seorang anak yang menghampiri mobil Julia sambil meminta-minta. "What are you doing in your life Julia?" itulah pertanyaan yang menghantui Julia. Belum lagi ketika sang Ayah yang kembali sehat begitu penasaran dengan sosok dr. Lie Agustinus Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV, (red- sebagai pendiri rumah sakit apung swasta yang pertama di Indonesia) muncul di layar kaca Metro TV di program Kick Andy.
Rasa penasaran sang Ayah bukanlah hanya sekedar ingin tahu, tapi ingin membantu dr. Lie. Setelah melakukan berbagai riset, Julia pun tersadar, dan kembali mempertanyakan dirinya "Kenapa kamu nggak membangun The Africa Mercy Ship (red- kapal pesiar yang berfungsi sebagai Rumah Sakit di perairan Afrika) versi Indonesia?." Pucuk dicinta ulam pun tiba, Setelah 8 bulan mencari dr.Lie, Julia pun akhirnya berkesempatan bertemu dengan dr. Lie berkat seorang seniornya yang mengenal dokter berhati dermawan tersebut.
Julia pun tanpa ragu langsung mengatakan kepada dr. Lie bahwa keluarganya akan menyumbangkan accommodation barge atau kapal apung yang berfungsi sebagai tempat akomodasi para pekerja dan engineer yang bekerja di pengeboran lepas pantai (offshore) untuk mendukung program Yayasan doctorSHARE, Rumah Sakit Apung (RSA). Julia juga membantu mencari dana untuk biaya renovasi barge yang akan berubah fungsi menjadi rumah sakit apung barge pertama di Indonesia untuk membantu masyarakat yang tinggal di daerah kepulauan terpencil.
Inilah jawaban Julia ketika ditanyakan beberapa pertanyaan mengenai Woman Empowerment oleh Popbela.
Yang pasti aku akan terus berdoa, bahkan aku tetap berdoa saat bahagia. Misalnya saat aku belum berhasil dapat fundriser untuk membantu dana Yayasan doctorSHARE, aku akan berdoa. Jika aku gagal, aku tetap menghargai perjalanan dan prosesku untuk berupaya terlibat di bidang sosial dan membantu masyarakat lewat doctorSHARE. Because it's not just about finish line. Dan aku nggak akan menyerah dan kembali mengingat alasan kenapa aku kembali ke Indonesia.
Saya lebih memprioritaskan kesuksesan saya dari sisi nilai kehidupan. Bagaimana setelah saya mati nanti? Saya ingin para sahabat mengingat saya sebagai seseorang yang semasa hidupnya dekat dengan Tuhan dan full of love.
Saat di USA, saya dan teman-teman saya berhasil membangun social entreprise yang menciptakan produk sendal dari ban bekas di daerah Detroit, di Michigan. Tujuan kami membangun bisnis sosial ini untuk memberikan kesempatan bekerja bagi para homeless. It opened my eyes that we have the power to make a difference, should we want to be part of that positive change. Dan terlibat di Yayasan doctorSHARE adalah achievment terbesar buat saya but not because of the scale of the project but simply learning that it’s not always about how much you know/have done, but by how much love you put into the work and giving.
Di Indonesia, kita sering banget mendengar stereotipe "Perempuan harus menikah di usia 20an". But my hope is that we don’t just see that that’s the only thing we are meant for. Karena perempuan bisa memberi pengaruh besar untuk sekelilingnya dan di dunia tapi kami harus bisa memahami bahwa kita sangat bernilai di mata Tuhan dan masyarakat. Perempuan, regardless of where you grew up and come from, bisa membuat sesuatu yang luar biasa.
Saya nggak memberikan usaha 100 persen dalam bekerja, dan itu nggak oke buatku. Seharusnya kita bekerja lebih giat lagi, karena kita dibayar dan diberikan kepercayan. Nggak boleh setengah hati.
Bangun pukul 6 pagi, face time call dengan sahabat untuk berdoa bersama selama setengah jam dan mandi.
Passionate, Adventurous, and Bold.
Aku tetap bisa melakukan hal yang luar biasa.
Menyeimbangi waktu dan tanggung jawab saya untuk mengelola bisnis keluarga.
