Sejarah dan Alasan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Selama 16 hari banyak hal terjadi

Sejarah dan Alasan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Mulai 25 November, kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 Days of Activism Against Gender Violence) akan diselenggarakan. 

Kampanye internasional ini dilakukan sebagai upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh belahan dunia. Komnas Perempuan merupakan inisiator kegiatan ini di Indonesia.

Dalam situs resminya, Komnas Perempuan menjelaskan sejarah perjalanan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, berikut penjelasannya.

1. Digagas pertama kali pada 1991

Sejarah dan Alasan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Aktivitas ini pertama kali digagas oleh Women’s Global Leadership Institute pada 1991 yang disponsori oleh Center for Women’s Global Leadership, yang akan berlangsung tiap tahun mulai 25 November-10 Desember.

"Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional," tulis Komnas Perempuan seperti dikutip, Selasa (23/11/2021).

Tanggal itu dipilih dalam rangka menghubungkan secara simbolik antara kekerasan terhadap perempuan dan isu HAM. Serta penekanan bahwa kekerasan pada perempuan adalah pelanggaran HAM.

Komnas Perempuan mulai terlibat dalam kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) sejak 2001.

2. Alasan kenapa kampanye berlangsung 16 hari

Komnas Perempuan menjelaskan, pemilihan waktu 16 hari karena penghapusan kekerasan terhadap perempuan butuh kerja sama dari semua pihak, maka dalam rentang waktu 16 hari.

"Dalam rentang 16 hari, para aktivis HAM perempuan mempunyai waktu yang cukup guna membangun strategi pengorganisiran agenda bersama," ungkap Komnas Perempuan.

Agenda-agenda yang dimaksud adalah sebagai berikut.

  • Menggalang gerakan solidaritas berdasarkan kesadaran bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran HAM
  • Mendorong kegiatan bersama untuk menjamin perlindungan yang lebih baik bagi para survivor (korban yang sudah mampu melampaui pengalaman kekerasan)
  • Mengajak semua orang untuk turut terlibat aktif sesuai dengan kapasitasnya dalam upaya penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here