#IMGS2022: Tanggapan Grace Tahir Terhadap Gen-Z Untuk Kemajuan Negara

Gen-Z itu memiliki kreativitas luar biasa

#IMGS2022: Tanggapan Grace Tahir Terhadap Gen-Z Untuk Kemajuan Negara

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Waktu telah berjalan begitu cepat, bahkan Gen-Z awal sudah berada pada tahap memasuki dunia kerja di umurnya yang menginjak 20 tahun ke atas. Apakah kamu juga termasuk, Bela?

Hampir banyak orang mengelompokkan Gen-Z dan Millenial dengan sebutan 'anak muda'. Padahal kenyataannya, dua generasi tersebut memiliki perbedaannya masing-masing. Misal, dari pola pikirnya, tindakan, dan bahkan impian dalam hidupnya.

Sudah jelas bahwa Gen-Z dan Millenial itu berbeda namun berkepribadian yang lebih percaya diri dan tidak mudah terganggu fokusnya, justru kedua kaum ini lebih sadar secara sosial dan memiliki kepekaan tinggi terhadap sekitarnya.

#IMGS2022: Tanggapan Grace Tahir Terhadap Gen-Z Untuk Kemajuan Negara

Akan tetapi, rasanya Gen-Z seringkali dituntut untuk dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik dibanding yang pernah dilakukan generasi sebelumnya, bahkan Millenials. Hingga muncul keraguan apakah mereka mampu untuk melakukannya?

Direktur Mayapada Hospital dan juga kreator konten, Grace Tahir, menanggapi itu bahwasannya Gen-Z harus bisa menjadi lebih baik dibanding generasi terdahulu. Hal ini seakan negara ini adalah milik mereka karena mendapat kepercayaan untuk meningkatkan dan mendorong segala kemajuan.

"Setiap negara itu terus maju, mau nggak mau mereka harus bisa. This country belongs to you, mereka dikasih confidence untuk boost dan encouragement. Mereka itu bisa, you have to," ucapnya.

Jika generasi terdahulu terus merasa lebih mengetahui segalanya dan menjadi paling baik dibanding yang lainnya, Grace merasa itu bukanlah salahnya Gen-Z, justru generasi tersebut.

Berbicara soal kreator konten, seorang Grace Tahir memang diketahui begitu sibuk dengan profesinya saat ini. Di tengah kesibukan jam kerjanya, ia masih bisa menyempatkan waktunya untuk membuat video beragam konten menarik.

Bagi Grace, menjadi kreator konten agar dapat merelevansi diri dengan Gen-Z ataupun terlihat keren bukanlah tujuan utamanya. Ia merasa bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi yang inspiratif dan menghibur dengan konten-kontennya itu.

Hal itu juga menjadi alasan Grace untuk membangun Everest Media, tempat ia menyalurkan berbagai informasi untuk publik.

"It's not a hobby, it's a real job that I have real people working for me in this company. Tujuannya bukan hanya menjadi relevan, atau apapun, tidak seperti itu," tambahnya.

Kembali membahas seputar Gen-Z, kerap kali generasi ini dicap sebagai generasi yang lemah, seolah mudah menyerah atau istilah zaman sekarang 'burn out'. Menurut Grace, setiap generasi punya kelemahannya masing-masing, tidak hanya Gen-Z. Sebenarnya, pelabelan tersebut berasal dari berbagai persepsi orang tua karena bisa saja tiap generasi muda punya cara tersendiri untuk menyelesaikan masalah.

"Kelemahan itu bukannya malas, tetapi orangnya. I don't personally think all Gen-Z dikategorikan orang yang malas. Cara mereka approach masalah itu berbeda dengan generasi saya. For me, it's not about laziness, it's about different ways ensuring the problem, or solving the problem," ujarnya.

Era 90-an mungkin menjadi masa terbaik karena mengalami masa transisi, dari semula menggunakan analog hingga berubah menjadi teknologi digital. Sebagian Gen-X merasa bahwa mereka lebih tahu segalanya sehingga tidak mau mengikuti perubahan yang Gen-Z buat.

Grace mengatakan bahwa Gen-Z sebagai generasi selanjutnya memiliki keuntungan untuk mengakses informasi dengan cepat dari seluruh dunia dibanding Gen-X ataupun Millenial yang belum terbiasa akan hal tersebut.

"I think that's a big advantage for them to be able to adapt to whatever that going around this world. Tapi karena Gen-Z ini sudah kebiasaan dengan all this happening around all the time, I do believe it actually could do them better," pikirnya.

Grace memuji betapa luar biasanya kreativitas yang Gen-Z ciptakan, apalagi berkecimpung di dunia perusahaan seperti dirinya. Ia akui bahwa generasi tua kadang-kadang tertutup dengan suatu hal dari yang muda.

"When we have new blood into our company, kita benar-benar merasakan sekali fresh air coming, I actually like to talk to them more than the old generation. I'm the leadership type yang suka ngobrol, tukar pendapat with my employees. Aku merasa benar-benar dibantu oleh Gen-Z in my company, adalah creativity mereka luar biasa sekali," tuturnya

Gen-Z dapat membuat perubahan di waktu mendatang, namun membutuhkan lebih banyak orang untuk mengubah suatu paradigma, menurut Grace. Untuk mewujudkan hal tersebut, ia menyampaikan ada dua hal yang dapat memajukan negara ini, yaitu pendidikan dan perawatan kesehatan.

"A country itu bisa maju kalau ada dua ini yang menopang sangat strong. If you say the country mulai ada improvement in this two area, yang basic once again, yaitu accesibility-nya, then you can say this country has hope. So, one other things that we do, in the foundation as well, is to address this two manners. The key, to be force of country to the right direction," pungkasnya

Begitulah tanggapan Grace Tahir untuk para Gen-Z agar mereka sebagai generasi selanjutnya yang meneruskan bangsa dapat memberikan dampak perubahan baik bagi Indonesia lebih maju.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌