Doa Rosario Oktober 2025: Cara, Susunan, dan Makna Spiritualnya

Rosario adalah doa khas Katolik yang lahir dari tradisi panjang Gereja. Doa ini bukan sekadar pengulangan Salam Maria, melainkan meditasi atas misteri hidup Kristus bersama Bunda Maria. Setiap butir Rosario menuntun hati untuk merenungkan karya keselamatan Yesus: kelahiran, penderitaan, wafat, hingga kebangkitan-Nya.

Pada abad ke-19, Paus Leo XIII menyebut Rosario sebagai “doa yang paling istimewa” dan menetapkan Oktober sebagai Bulan Rosario. Sejak itu, umat Katolik di seluruh dunia menjadikan bulan ini sebagai momen untuk mendalami doa Rosario lebih intensif, baik secara pribadi, dalam keluarga, maupun bersama komunitas.

Dalam seruannya, Paus Leo XIV menegaskan agar Rosario didoakan setiap hari di bulan Oktober, dengan cara yang sederhana: sendiri, bersama keluarga, atau dalam kelompok umat. Bahkan pada 11 Oktober mendatang, umat Katolik di Roma diundang mendoakan Rosario bersama dalam rangka Yubileum Spiritualitas Marian.

Bagi umat Katolik Indonesia, ajakan ini terasa sangat relevan. Kita hidup di tengah keragaman agama dan budaya yang indah, tetapi juga rawan konflik bila tidak dijaga dengan bijak. Dengan berdoa Rosario, umat Katolik dipanggil menjadi pribadi yang membawa damai—menjadi sabar, terbuka, dan siap membangun kerukunan di tengah masyarakat majemuk.

Rosario dapat didoakan dengan sederhana di rumah maupun mengikuti tata ibadat di lingkungan atau paroki. Intinya, doa ini terdiri dari lima peristiwa yang direnungkan setiap kali didaraskan, sesuai dengan pembagian hari:

• Senin dan Sabtu: Peristiwa Gembira
• Selasa dan Jumat: Peristiwa Sedih
• Rabu dan Minggu: Peristiwa Mulia
• Kamis: Peristiwa Terang

Setiap peristiwa diawali dengan doa Bapa Kami, diikuti 10 Salam Maria, lalu Kemuliaan, dan ditutup dengan Doa Fatima. Sebelum dan sesudahnya, umat biasanya mengucapkan Syahadat Para Rasul, Doa Pembuka, dan Doa Penutup. Susunan ini membuat Rosario mudah didaraskan bersama anak-anak, orang muda, maupun umat yang sudah lanjut usia.

Berikut adalah panduan doa Rosario lengkap yang dapat diikuti secara bertahap, mulai dari Tanda Salib hingga Doa Fatima. Doa ini menjadi fondasi meditasi yang menuntun umat merenungkan misteri kehidupan Kristus bersama Bunda Maria.

Tanda Salib
Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Aku Percaya (Syahadat Para Rasul)
Aku percaya akan Allah, Bapa Yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi;
dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita;
yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria;
yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus;
disalibkan, wafat dan dimakamkan;
yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;
yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa;
dari situ Ia akan datang mengadili orang yang hidup dan mati.
Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin.

Bapa Kami
Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu,
datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami,
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.

Salam Maria
Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu,
terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.
Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini
sekarang dan waktu kami mati. Amin.

Kemuliaan
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.

Doa Fatima
Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami,
selamatkanlah kami dari api neraka,
dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga, terlebih jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin.

Itulah, Bulan Rosario tahun ini menjadi kesempatan berharga untuk memperdalam iman dan memohon perdamaian. Doa sederhana ini menguatkan harapan dan menuntun umat menghadirkan kasih Kristus dalam hidup sehari-hari. Dari setiap butir doa lahirlah hati yang lebih sabar, damai, dan siap membangun persaudaraan.