Banyaknya informasi seputar kesehatan seksual seringkali bisa bikin kamu bingung. Kamu bisa saja mendapatkan informasi dari internet, keluarga, teman-teman atau malah beberapa dokter yang justru berbeda opini. Apalagi, hal ini langsung berhubungan dengan bagian tubuh yang vital bahkan sistem reproduksi. Tentunya kamu nggak mau melakukan tindakan yang salah dan berefek tidak baik ke tubuh kan, Bela. Nah, coba baca lima hal ini yang bisa bantu kamu punya pandangan baru tentang kesehatan seksual.
Meskipun banyak organisasi kesehatan yang mengungkapkan kalau tidak ada umur yang pasti untuk melakukan mammogram, tapi sebaiknya kamu membuat pilihan untuk rontgen payudara saat berusia 40-50 tahun. Hal ini karena adanya faktor yang mempengaruhi persiapan kamu di usia tersebut, seperti berat payudara dan riwayat kesehatan kamu dan keluarga.
Bagi kamu yang sudah menikah, mungkin pernah mendengar informasi kalau sedang minum antibiotik berarti kamu harus minum pil KB dua kali lebih banyak. Sebenarnya secara umum antibiotik tidak mempengaruhi hormon kamu dalam mencegah kehamilan, Ternyata hanya sedikit antibiotik yang berpengaruh pada hal tersebut seperti obat untuk tuberkulosis.
Saat mendambakan kehamilan, kamu mungkin pernah dapat saran sebaiknya menunggu dulu sekitar 6 bulan sampai setahun. Tapi kalau sudah siap memiliki anak, kamu sebaiknya segera melakukan cek kesuburan, terutama kalau kamu sering merasa sakit saat haid, ada penyakit endometriosis atau kista, penyakit serviks, atau riwayat cepat menopause dalam keluarga.
Penyakit seks menular atau yang biasa disebut HPV (human papillomavirus) memang harus diwaspadai. Risiko HPV lebih besar pada perempuan yang aktif melakukan hubungan seks dimana dapat menimbulkan kanker serviks. HPV dapat dicegah dengan tidak bergonta-ganti pasangan, menggunakan pengaman saat berhubungan seks, dan coba cek kesehatan seksual dengan pasangan.
Cek pelvic adalah pemeriksaan organ wanita di area panggul yang meliputi bagian-bagian seperti vagina, rahim, dan serviks. Jika memungkinkan untuk tes pelvic setiap tahun, maka sebaiknya memang dilakukan secara rutin. Kamu pun bisa dapat gambaran tentang kesehatan reproduksi, seperti kesuburan atau resiko kanker serviks.